Blog

Anime, Pajak Bea Masuk, dan Bajakan

NB: berdasarkan masukan dari beberapa komen, meskipun sama-sama pungutan yang diberlakukan oleh negara, tapi ada perbedaan definisi ‘bea masuk’ dan ‘pajak’ . Di surat yang gue pajang di sini ada rincian bea masuk dan pajak. Karena waktu kejadian semua petugas yang berinteraksi dengan gue (personally atau by phone) nyebut biaya yang harus dibayar itu sebagai ‘pajak’, sebagai awam ya gue ikutin itu. Terima kasih atas informasinya.

Kalimat pembukanya sok puitis biar agak dramatis dikit hehehe… Jadi begini ceritanya … *auuuuu … BGM: musik pelem horor …

tiket

Sekitar pertengahan bulan Maret 2013, kalo masih pada inget, kan ada tuh event di Jakarta yang berkaitan dengan dunia per-anime-an, yang disebut dengan JIMPACT. Sebagai penggemar anime, tentunya gue menyempatkan diri untuk nonton salah satu film yang ditayangkan, yaitu 009 RE:CYBORG. Lagipula, itu salah satu anime yang gue tonton waktu awal-awal kenal anime jaman dulu. Malah sempet juga nonton Cyborg 009 yang masih item putih (!). Singkat kata singkat cerita, abis nonton Francoise err … 009 itu, jadi kepingin punya alias mengkoleksi filmnya. Sebagai penggemar yang baik, tentunya pengen mengkoleksi barang aslinya, bukan copy-an atau ya … bajagan. Kebetulan juga udah sering beli barang sejenis dari Jepun lewat toko online langganan yang, for me, the best. Setelah browsing di toko itu, mereka bilang deluxe edition akan dirilis tanggal 22 Mei 2013 jadi kalau mau pesen dulu. Lagi-lagi karena udah biasa, ya sudah oke saja. Apalagi ada embel-embel Deluxe Edition, dapet bonus berisi 1 BD 2D, 1 BD 3D, 1 lagi dokumenternya, dapet booklet, dan dapet bonus 2 foto. Excited dong. Orderan sudah oke, tinggal tunggu tanggal rilis.

deluxe-009

Sampai suatu ketika hari yang dinantikan pun tiba! *jreeengggg… eng-ing-eng… Dapet e-mail dari tokonya, barang udah dikirim dan karena itu lumayan mahal (buat gue ya mahal, maklum gaji rakyat jelata), nggak berani lah ambil resiko lewat pos biasa. Takutnya kalo lost, nggak bisa dilacak. Jadilah minta dikirim pake pos tercatat alias E*S (ciee… pake disensor. Sok misterius). Udah gitu, kalo pake pos biasa, biasanya baru nyampe paling cepet 2 minggu (paling lama sebulan) dari sejak dikirim, kalo lewat kurir akan lebih cepet sampainya. Dan bener aja, seperti biasanya, gue akan dapat surat panggilan dari kantor pos yang menerima barang itu. Di surat itu biasanya tertulis jumlah pajak yang harus gue bayar untuk “menebus” paket itu di kantor pos. Selama ini, biasanya pajak yang dikenakan ke gue itu di kisaran 10%-20% dari harga yang tertera di nota yang disertakan oleh si toko. Nah, katakanlah barang itu harganya sekitar 10.000¥ berarti kalo rupiahnya sekitar 1 jutaan, maka pajaknya biasanya (yang gue tau) sekitar Rp. 200.000,- (yah, kurang lebih lah). Sebagai warga negara yang baik, dan penggemar yang juga baik, tentunya udah siap dong bayar pajak itu. No problemo. Orang bijak taat pajak. (so they say).

Tetapi betapa terkejutnya diriku bukan alang kepalang (halah!) ketika melihat rincian pajak yang harus dibayarkan menurut surat panggilan itu. Di surat itu tertulis, pajak yang harus gue bayar untuk ‘menebus’ barang tersebut adalah Rp. 4.631.975,- !!!! Itu sama dengan sekitar 5 (lima!) kali lipat dari harga barangnya sendiri. Jadi untuk bayar pajaknya aja, itu sama dengan gue bayar/beli barang itu + 5 lagi barang yang sama. This is insane. Gue juga bukan baru pertama kali ini beli barang beginian dari Jepun, dan selama ini semuanya make sense aja pajaknya. Dan gue bukannya nggak mau bayar pajak. Mau. Tapi mbok ya yang manusiawi pajaknya.

Gue coba telpon ke kantor posnya untuk konfirmasi, apa memang bener seperti itu perhitungan pajaknya? Siapa tau keliru, itu sebenernya pajak yang buat importir film atau perusahaan distributor film atau layar tancep gitu. Pihak kantor pos sih jawabannya,

Wah pak, itu yang bikin perhitungan pajaknya pihak bea di bandara. Kami di kantor pos hanya menerima paket beserta hasil perhitungan. Kalau bapak keberatan dengan pajaknya, silahkan ditanyakan langsung saja pak ke kantor yang di bandara. Tapi memang aneh sih ini pak, apa iya pajaknya segini? Harga barangnya padahal nggak seberapa dibanding pajaknya. Coba diurus aja pak ke bandara.

Ya gue juga sekalian tanya, nasib barang itu bagaimana seandainya gue nggak bayar pajaknya/nggak nebus. Katanya ya akan dikirim kembali ke Jepang kalo dalam jangka waktu tertentu (sekitar 1 bulan) nggak ada yang bayar pajak. Hmm … dengan segala hormat, gue merasa nggak yakin juga itu barang bakalan dikembaliin kalo udah selama itu. Yang ada mungkin malah hilang itu barang. *maap pak pos, berburuk sangka nih… Dengan pertimbangan itu, ya gue minta aja untuk dikembalikan karena ya … nggak mampu lah bayar pajaknya. Wong buat bayar barang + ongkos kirimnya aja udah keringet dingin, lha kalo ditambah bayar pajaknya ini ya bisa keringet berlian jadinya …

Tapi yang namanya penasaran, meskipun minta dikembaliin, tetep aja gue sowan ke bandara, dan betapa mengharukannya ketika sampai di sana gue disambut banyak orang … … … yang ternyata calo semua … Konyolnya, nggak nampak satupun petugas bandara, atau orang yang berseragam lah minimal, di sana. Jadi mau nanya informasi itu nggak jelas ke mana atau kepada siapa. Yang ada, dan sedikit memaksa, itu ya para petugas freelance itu tadi. Ditanya tempatnya di mana, nggak ada yang mau nunjukin arah selain jawaban “Mau ambil barang apa? Ikut saya aja” yang berarti, “gue yang antar lu ke sana, jadi nanti ada fee nya buat gue karena udah (minimal) anter lu ke sana”.

cargo

Sampai di kantor bandara, ternyata masih masuk ke dalam lagi dan harus jalan agak jauh dari tempat gue parkir kendaraan. Lha wong papan petunjuknya ke arah situ, pas udah parkir, ternyata si kantor yang dimaksud itu masih masuk ke dalam lagi, dan di dalam ada tempat parkirnya juga … Terus di dalam, guide dadakan gue itu masuk ke dalam ruangan yang ada di situ setelah nanya barang apa yang mau gue urus. Gue pikir ya udah lah, mau gimana lagi, gue ngemeng apa aja juga dia bakalan tetep stick around di situ ngeyel menawarkan jasa ngurusin. Nggak lama dia keluar dari ruangan itu, katanya memang pajaknya segitu. Kalo gue nggak percaya disuruh ketemu aja ama wakil kepala bea nya, soalnya ibu kepala nya nggak masuk hari itu.

Ya sudah, masuklah gue ke ruangan itu, ketemu dengan Bapak Yang Terhormat. Begitu ketemu, beliaunya langsung bilang

Kenapa ini? Nggak terima sama pajaknya?

Ya gue sih jujur aja bilang, “Ya iya sih pak. Apa iya pajaknya semahal itu? Itu kan pajaknya aja hampir 5 kali lipat harga barang aslinya.” *Bukan gak mau, gak masuk akal aja buat gue. Dan beliau menjawab dengan penuh wibawa,

Ya bisa aja pajaknya segitu. Sepuluh kali lipat pun bisa saja. Kalo nggak percaya, ini buku tarif yang berlaku. Trus ketemu situ sama bapak yang itu. Dia yang hitung semua. (sambil manggil bapak yang satu lagi) Nih, tunjukin aja ke bapak ini itungannya.

Karena disuruh ke situ, ya gue temuin lah bapak itu. Bapak itu mempersilahkan gue duduk, dan bilang, sebentar ya pak, kita coba cek sama-sama di komputer. Trus mulailah dicari datanya barang itu (sambil ditungguin Bapak Yang Terhormat berdiri di belakang gue). Ketemu datanya, si bapak yang ngitung itu bilang

Bp : “Ini DVD ya pak?
Gue: “Iya. Blu-ray tepatnya.

Bp: “Isinya film apa ya pak?
Gue: “Film kartun

Bp: “Bapak tau durasinya nggak pak?
Gue: “Di website tokonya kalo nggak salah sekitar 107 menit ditulisnya

Bp: “Di sini infonya durasi 180 menit pak, berarti ini paketnya sudah dibuka dan disetel
Gue: Lho? Berarti itu segelnya dibuka dong kalo gitu?
Bp: “Ya mestinya pak. Kalo nggak ini mana bisa di sini diinput 180 menit sama petugasnya.”
Gue: Lalu?

Bp: “Berdasarkan peraturan baru pak, per 2012, film itu pajaknya bukan dihitung berdasarkan persen, tapi berdasarkan durasi. Dan perhitungannya adalah Rp. 21.450,- / menit. Total ya 21.450 x 180 pak, jadi sekitar 3 juta sekian, ditambah dengan lain-lain.” (seperti rincian di gambar atas)
Gue: Aturannya kok gitu ya pak? Ini kan untuk pemakaian pribadi, bahkan dari negara pengirimnya pun statement nya ada di situ “For Personal Use”, artinya bukan untuk didistribusikan atau dikomersialkan.

Bp: “Mungkin peraturan ini maksudnya untuk melindungi distributor film pak
Gue: “Tapi ini nggak melindungi pribadi yang ingin beli barang pak. dan distributor film kita juga nggak ada yang mau masukin film begini.

Bp: “Ya gimana ya pak, peraturannya sekarang begitu. Gimana pak? Barangnya mau diambil?
Gue: “Wah. Nggak pak. Nggak sanggup saya bayar pajaknya. Kembaliin aja ke Jepang. Nanti saya beli bajakannya aja pak. Lebih murah.
Bp: “Ya memang sih pak. Makanya pembajakan di Indonesia susah hilangnya …
Gue: “” *hey, it’s your rules

Bp: “Atau gini deh pak, ini film kartun ya? Dari amerika?
Gue: “Bukan. Dari Jepang.
Bp: “Oo. Ini bukan produksi Hollywood gitu pak?
Gue: “Ya bukan. Jepang nggak punya Hollywood.
Bp: “Sebentar deh pak. Coba saya lihat dulu barangnya di bagian paket

Gue akhirnya nunggu di bangku di luar ruangan tadi, dan si Bp itu datang sama temannya satu lagi. Dia bilang ini orang yang bagian ngurus paket, si orang ini bilang ke gue “Pak, kemarin bilang sama pihak kantor pos untuk dikembaliin aja ya? Barangnya barusan pagi ini berangkat ke Jepang itu pak. Gimana ya?” Gue jawab “Oh ya nggak apa-apa. Malah lebih bagus kok kalo kembali ke sana“. Dan mereka berdua heran ngeliat gue, lalu si Bp nanya gue “Kok bapak kayaknya malah lebih seneng barangnya balik ke Jepang ya pak?” Hahaha… gue bilang, “Ya mendingan balik ke sana aja. Nasibnya lebih jelas.

Pulang dari bandara, gue langsung e-mail ke Jepangnya, ngasih tau kalo barangnya ada trouble in custom, jadi terpaksa dikirim balik ke sana. Nggak gue ceritain sih kenapa-nya. Dan karena gue udah langganan, mereka ok-ok aja, sambil info kalo misalnya gue tetep mau minta dikirim lagi, mereka akan kirim lagi itu barang. Ya sudah, setidaknya di sisi sana udah beres.

Tapi … Tiba-tiba muncul kabar buruk. Pihak Jepang e-mail gue. Mereka bilang barang sudah sampai CUMA(!) sudah dalam kondisi segel dibuka (ya berarti bener si Bp itu, dibuka) , ada yang cacat , dan yang paling keren, bonus item-nya hilang.

Hi
Thank you for your e-mail.
We can send it again, but the item is opened by someone, it doesn’t look new, some damaged.
And bonus item was missing on your package.

Kalo begini, seandainya gue mau cancel pembelian dan minta refund kan jadinya nggak bisa, wong barangnya udah rusak dan udah ada yang hilang. Yang ada ya gue harus ucapkan selamat tinggal sama duit yang udah dipake bayar itu. Dan itu nggak bisa ditolak, karena itu udah ada di terms and condition tokonya (dan setau gue, semua toko juga seperti itu. Wajar aja.).

Jepangnya bilang, barang itu sudah nggak mungkin mereka kirimkan balik karena sudah menjadi kebijakan perusahaan untuk tidak mengirimkan barang yang kondisinya cacat, tapi mereka menjanjikan akan mengirimkan barang yang sama seandainya nanti ada lagi karena yang “First Press Edition” sudah nggak ada lagi alias sold out. Dan hebatnya, mereka nggak minta gue bayar apa-apa selain ongkos kirim aja. Jadi gue nggak diitung beli barang baru, tapi dituker barang baru ama mereka. Meskipun mereka bilang nggak bisa kirimin yang seperti First Press Edition, buat gue dengan mereka menjanjikan sesuatu seperti itu aja udah luar biasa banget.

Sekarang ya … itu jadi pelajaran. Bahwa film, kalo beli di luar negeri lewat online store kayak gini, harus udah siap ama pajaknya. Malah sempet coba browsing-browsing, ternyata ada juga yang kena kasus serupa cuma ya lebih parah. Orang itu ceritanya beli DVD trilogi Lord of the Rings seharga sekitar US$60.00 (sekitar Rp. 600-700 ribu-an), cuma kan tau sendiri durasi satu filmnya lama (sekitar 3 jam), udah gitu ini tiga-tiganya sekaligus. Lalu setelah dihitung oleh pihak bea, maka pajak yang harus dibayar sekitar: 3 jam = 3 x 60 menit = 180 menit. 180 menit x 3 film = 540 menit. Pajaknya: 540 menit x Rp. 21.450,- = 11 juta-an (minimal, karena biaya lain-lain belum dihitung). Luar biasa.

Lalu pertanyaannya, bagaimana caranya penetapan besaran pajak itu bisa melindungi hak cipta atau hak atas kekayaan intelektual dari pembajakan? Kalo menurut gue sih, itu malah menyuburkan pembajakan. Karena orang yang ingin mengikuti ‘jalur yang legal’ akhirnya malah ‘dijegal’ oleh pajak peraturan, jadi ya bukan tidak mungkin pada akhirnya orang banyak yang beralih ke jalur bajagan…

NB: buat yang penasaran, bisa dicoba kunjungi situs resmi beacukai,

http://www.beacukai.go.id  di menu bagian atas pilih Home > Aplikasi & Layanan, lalu di bagian menu sebelah kiri Browse Tarif Bea Masuk, pilih “Uraian Bahasa Indonesia” trus masukin aja “film”, ada banyak yang keluar, tapi di kolom “BM” atau “TAX” cari aja yang angkanya 21,45 (21.450 rupiah/menit).

bmtax

Hiduplah Indonesia Raya …

Standard

170 thoughts on “Anime, Pajak Bea Masuk, dan Bajakan

  1. Haha bagus juga tanggapan lo ke petugas bea cukai itu, barang tsb bakal lebih jelas asal usulnya dibanding dibongkar pasang disini… Emang sih mereka punya kewenangan untuk ngecek, tp dari pengalaman orang orang sekitar gw, barang2 importnya malah sampe di tangan dengan kondisi ‘mengenaskan’…

    Btw gw beli LOTR extended edition, satu CD bisa 2 jam lebih, tapi harganya 600an gak pake pajak hehe, ga ngerti deh kenapa.http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/baggy-eye.gif

    • Okita says:

      Ya berarti pas “hoki” tuh. Hahaha. Kabarnya sih aturan ini berkaitan ama kasus waktu film hollywood ngilang dari bioskop indonesia. Diboikot krn pajaknya kemahalan. ^^;

  2. Pecandu says:

    setelah ane baca ya gan
    tanggapan ane muke gile tuh pajaknya, g wajar banget tuh
    apalagi ada barang yang ilang -_-http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gif

    • Okita says:

      hehehe… sayangnya, itu aturan yang sedang berlaku sekarang, bukan hasil rekayasa petugasnya.

      kalo soal barang yang ilang, ikutin komentar jepangnya aja:

      The customs inspections must have forgotten to put it back in

      *berprasangka baik http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/wink.gif

  3. Pance Frans Simorangkir says:

    Nice share gan…
    baru tau juga kayak gini systemnya..
    Jadi agk emosi liat tukang PAJAK..haha

    • Okita says:

      hehehe… sebenernya sih pajak memang pasti ada di negara mana-mana. cuma ya tolong lah, nyari penghasilan buat negara lewat pajak juga nggak segitunya kali. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/razz.gif

      Tapi ya, ada banyak jalan menuju Roma … 😀

    • k says:

      kok emosi cuma ama TUKANGnya mas? tukang cuma ngejalanin aturan tanpa ikutan proses politik di belakangnya http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/blush.gif
      kalo mereka emang mau nakal bisa aja kan nawarin uang damai http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/shake.gif
      masalahnya kalo ga nerapin tarif itu, meskipun tanpa embel-embel pelicin, mereka yg kena sanksi dari bos
      malah bisa diseret ke pidana korupsi karena terkait keuangan negara

      saya jg kaget sih tarifnya kok semahal itu
      setelah browsing2, ternyata penyebabnya (?) krn sengketa royalti film impor buat diputer di bioskop (2011)
      knp film yg buat home entertainment jg kena getahnya http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/broken.gif

      • Okita says:

        Waduh. Nggak tau deh yg mana yg menyatakan emosi kepada petugasnya doang ya (kecuali komen di atas itu … ^^;). Bahwa cara jawabnya ada yg agak gak enak di kuping sih iya, tapi personally kalo gue berpendapat mereka juga cuma jalanin aturan kok. Makanya gue kasih link aturannya dan gue nggak nyebut apa-apa soal petugasnya (minta duit dll). Kalo calo nya sih lain cerita hahaha.

  4. Agus Nurhuda says:

    jadi kalau Blu-ray itu hitungannya per-durasi?

    yang lalu, beberapa kali lolos begitu saja… tapi setelah liat ini kok jadi risih ya beli BD animu dari jepang langsung…

    • Okita says:

      bukan karena blu-ray nya. tapi karena itu kategorinya “film”. dan film itu dihitung durasinya. jadi kalo menurut buku tarif kepabeanan 2012, yg gue beli itu masuknya:

      – – – – – – Film sinematografi selain film berita, film perjalanan, film teknis, film ilmu pengetahuan, dan film dokumenter lainnya

      atau kalo mau coba liat, coba aja ke website http://www.beacukai.go.id > Home > Aplikasi & Layanan di bagian Browse Tarif Bea Masuk, pilih “Uraian Bahasa Indonesia” trus masukin aja “film”, ada banyak yang keluar, tapi di kolom “BM” atau “TAX” cari aja yang angkanya 21,45 (21.450 rupiah/menit).

      atau ya … donlod aja file excelnya. masukin aja di gugel “buku tarif kepabeanan indonesia 2012” pasti keluar. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/ok.gif

      gue sendiri juga sebenernya selama ini asik aja kalo beli by online. Makanya kaget juga pas tau sekarang ada perhitungan model baru kayak gini. ^^;

      • Hianto N says:

        Wih… lama2 gw jadi was – was mau beli BD anime dari jepang….
        Pajaknya aja segitu….
        Menurutku sih emang Indonesia harus melindungi negaranya dari produk – produk luar, tapi kalo kayak gini sih malah bukan melindungi, tapi udah ada masalah dari kebijakan pajak yang ada….

        Pembajakan ga akan pernah selesai kalau kayak gini
        dan akibatnya Indonesia sekarang masuk Priority Watch List
        yang mana bikin harga2 yang masuk Indonesia dinaikan dari sananya….

        • Okita says:

          yang jelas sih gue nggak tau ya pertimbangannya apa. cuma ya kalo kayak anime gitu kan memang di indo nggak ada yang masukin. ada pun cuma 1-2 judul, jadi ya susah kalo ngandalin distributor lokal masukin.

          sementara di indo sendiri produk animasinya masih belum keliatan. malah kayaknya nggak/kurang diminati jadi berasa nggak berkembang. ada yang mencoba bertahan dan berkarya tapi sepertinya kurang disupport. ^^;

      • Agus Nurhuda says:

        Maksih buat infonya…
        aduh, durasi 50 menit aja bea masuknya sejuta lebih http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/sob.gif

        padahal harga BDnya cuman 750K~ http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/awe.gif

        ini berlaku ke opsi pengiriman air mail juga yah? http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/awe.gifhttp://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/awe.gif

        • Okita says:

          yang gue tau itu sih berlaku untuk E*S. denger2 sih bangsanya Fed*x atau D*L sama juga. kalo airmail … coba aja. 😀

        • Seika says:

          Air mail itu EMS kan. Ada yang bilang lewat laut lebih longgar, tapi tibanya entah kapan.

          Fedex atau DHL mending jangan dipake kecuali terpaksa.
          Pakai EMS bakal ditagih pajak sama bea cukai ditambah ongkos kirim lokal yang gak lebih dari 20 ribu. Sementara pakai perusahaan swasta bakal ditagihin pajak dari bea cukai + ongkos repot mereka jadi meja birokrasi tambahan + ongkos kirim lokal. Dan kalau ada keluhan pajak sama aja, mereka suruh kita yang urus sendiri protesnya ke bea cukai.

        • Agus Nurhuda says:

          Kemarin beli BD Love Live! #6
          engga kena biaya sepeser pun (lagi) http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/question.gif
          entah ini selama pakai opsi air small cuma kena Bea pas beli Figma yang emang banyak dan kotaknya gede…

          kalau kotak paketnya kecil, mau harganya >50$ BD ataupun Figur etc. (tapi emang belom pernah sampe 150$ sih) selalu sampe dirumah gitu aja…

      • firmansyah says:

        gan, saya mau bilang klo pajak film yg pake dinilai per durasi itu klo impor film gan, bukan barang paket pos perorangan. http://pajaktaxes.blogspot.com/2012/01/impor-dvd-film.html

        sedang untuk barang paket dikenakan pajak bila memiliki harga minimal $50 USD. http://www.beacukai.go.id/index.html?page=faq/kiriman-dan-paket.html

        sedang tarifnya
        http://ems.posindonesia.co.id/custom.html

        sebaiknya waktu itu agan komplain ke web resmi beacukai aja krn mereka sekarang membuka laman aduan terkait bea cukai dan pajaknya. mudah-mudahan bisa jadi pelajaran buat kita semua, dan kejadian serupa tidak terulang lagi gan.

          • Okita says:

            Website ini sudah gue baca sebelum gue ke bandara gan. Tapi kalo agan baca lebih teliti, yang dibahas di blog itu adalah pendapat si blogger utk menyiasati kategori “film impor” menurut PerMenKeu. Bukan mengacu pada UU kepabeanan di mana Buku Tarif Kepabeanan Indonesia bernaung. Satu permenkeu, satu UU. Setau gue ya lbh tinggi UU.

            Yanf paling mendasar, yg ditulis oleh blogger itu adalah pendapat beliaunya. Sementara di situs resmi, nggak ada “pertimbangan” seperti itu.

            Nggak blg itu argumen yg salah ya, tapi gue jg sempat nyebut kalo itu kan barang pribadi, nggak bisa dikategorikan “importir” tapi tetep nggak bisa.

        • Okita says:

          Sebenernya gue udah coba bilang gitu gan. Bahwa itu dvd perorangan. Tapi ya seperti gue tulis di atas, petugas yg ada di tempat jawabannya sama. Dibilangnya nggak ada pembedaan seperti itu.

  5. Wah parah amat pajaknya…. selama ini baru beli game2 import dan kartu doank dari jepang…. sempet niat mau beli original DVD dari sana ga jadi deh liat pajaknya kayak gini….

    • Okita says:

      hehehe… ya sebenernya sih memang sebaiknya nggak merajalela. makin susah dipercaya nanti sama negara produsen, makin nggak keluar dari “Black List”. ^^;

  6. Astrid says:

    Terima kasih byk bwt sharenya gan 😀
    jadi bisa hati2 ini klo mo bli DVD/Film.. baik dr Jepun maupun lain2nya….
    oh ya… gaya penulisannya asyik bwt dibaca ni weekekke XD

    Wow bener pas baca yg peraturan 21.450/mnt x_x apaaa ituuuuuuu
    *hosh2
    rasanya klo beli film itu… me..mengerikan..
    slama ini pengalamanku y skedar beli buku sih.. dan untung g pernah menemukan yg segila itu.

    (dulu pernah bli CD lagu,, untungnya sistem hidtung per menit g ada sisan wakkkaka XD)

    anyway calo itu merajalela dan berasa menjadi sbuah kerjaan yg “menguntungkan” …. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/baggy-eye.gif

  7. nayak says:

    artikel yg menarik kak.
    bisa nambah wawasan nih klo mo ngimpor dari jepang.

    tapi klo boleh kasih masukan dikit, mungkin mesti di perjelas ato di bedakan mana yg pajak n mana yg bea masuk. soalnya dari yg saya pernah pelajari di sekolahan itu 2 hal yg berbeda. instansinya aja beda. yah biar ga salah sasaran aja sih.

    ah iya, saya biasa beli cd single sih biasanya ga sampe 100k.

    • Okita says:

      Oow tq atas masukannya *noted

      Soalnya dari mulai petugas kantor pos sampe pejabat berwenang di kantor bandara ngomongnya “pajak”, dan berhubung gw awam, jadi ya ngikut aja nyebut pajak. Hahaha ^^;

      Kalo cd singles kan lagu, bukan film. Kalo konser gw rasa jg nggak kena karena itu bisa dibilang dokumenter *kayaknya ^^;

      • kejadian kayak gini bikin miris, gimana dengan kerja di bea cukai indonesia?

        beli kosmetik buat dipake sendiri harus ada BPOM segala n izin tertulis dari dokter??

        WTF dah!!

        cukup sering denger barang pada diambilin, kasus dulu sebelum ada model gini tante gw disuruh nebus ratusan rebu cuma buat nebus paket isi bumbu pasta kering model oregano sama italian spices yang harga nya cuma 80 ribuan aslinya n disuruh bayar 5 kali lipat buat pajak nya!! lo makan aja tuh bumbu spagethi *kayak bisa masaknya aja petugasnya pake bumbu daun kering, biasa pake saos tomat doang!!

        ga masuk akal….

        what do you think? orang bijak taat pajak eh orang pajak ga bijak ~fuuuuuu

        dulu pernah pake EMS buat beli buku…. mahal n pas sampe rumah orang nya bilang kena ongkos antar dari bandara sampe rumah 150 rebu….. hayah kayaknya gw beli sama harga plus ongkir deh, tahu gitu gw ambil aja ke bandara nya di EMS langsung naik bis DAMRI pp jakarta-bogor ga sampe 100 rebu

        :'(

        • bunder says:

          makanan atau kosmetik meskipun dipake sendiri tetap kena ijin dari badan pom ga ada pengecualian

          harusnya ga kena biaya lagi tuh, kecuali pajak (bayarnya ke rekening negara ya bukan petugas dan ada tanda terimanya)

      • nayak says:

        hahaha, iya sih, kita yg ga ngerti ya anggep sama aja tuh bea masuk ama pajak.

        tapi jadi ngerasa kesian aja ama tuh orang2 pajak, ga ada urusan tapi malah jadi sasaran gara2 ga di bedain soal istilah yg di pake. n malah jadi salah sangka.

        tapi yah moga2 kedepannya semua kebijakan soal bea masuk ato pajak ga ngeberatin lah, terutama buat importir bukan untuk jualan kayak kita2 ini 🙂

        • Okita says:

          ya bener juga. kalo nggak ‘diluruskan’ memang bisa salah meskipun pada dasarnya yang gue pengen ceritakan di sini sih lebih kepada kebijakan (entah itu bea atau pajak) untuk menentukan besaran pungutan untuk barang yang kita beli dari luar negeri terlepas dari apa namanya, siapa orangnya atau instansi mana yang mempunyai kebijakan. 🙂

        • bunder says:

          meskipun perorangan kalo beli barang dr luar negeri tetap disebut importir jadi berlaku peraturan yg sama

  8. epndkempot says:

    Rasanya kategori pajak yang dikenakan si petugas salah kategori deh. Film sinematografi maksudnya kan film yang beredar di bioskop. Kalo dvd/bluray kan belum tentu film (bisa aja software), tapi masuk “Kotak film, kaset dan cakram optik” pajaknya 15% HS codenya 3923101000. CMIIW

    • Okita says:

      Nggak tau ya. Tapi gue pikir kategori cakram dkk itu kalo media kosong, bukan yang ada isinya (film) kayak yang gue beli.

  9. Temen gw pernah beli box set buku. Ama orang terkait dibongkar buat ngeliat isi box set nya. Masalahnya adalah bongkarnya ga pake otak. Itu box set kan buat dikoleksi, orang ini ngebongkar box nya dengan motong di tengah-tengah persis, kaya mau motong buah. Temen gw ga masalah ama bayar pajak, masalahnya adalah barang itu rusak. Temen gw ampe bilang “Saya berani bayar 2x lipat kalo barang ini utuh. Ga rusak kaya gini.”

    Akhirnya temen gw pulang dengan box set rusak.

    • Okita says:

      Kalo yang gue beli sih ya itu, seperti kata jepangnya, mungkin lupa balikin lagi … ^^; berprasangka baik aja. 😉

    • Andy PS says:

      Jiah, itu udah keterlaluan, seharusnya anda minta nama dan nomor induk pegawainya, biar di laporin ke Kepala Departemennya, itu sama aja tidak menghargai barang orang lain

  10. AOBAN23 says:

    ternyata kek gitu toh sistemnya http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gif
    y-ya gak heran banyak yang milih ngetorrent ama donlod ketimbang beli ori-nya. lha wong kayak gitu kejadiannya–http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gif

  11. Kaimax says:

    Gua juga rada kapok ngirim barang lagi. Pajak yang gua dapet dari beli game PS3 makin mahal.
    Jadi sekarang gua coba minta temen gua yang beliin di Jepang buat dibawa pulang ke Indo baru dikirim ke rumah gua. Ya masalahanya harus nunggu dia pulang dulu..http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/baggy-eye.gif

  12. Anggi says:

    Emang Hrus dkasi kritik tu Orang pajak. biar lbih bijak buat tarif pajakNya.

    Ntar mlah lahir Lagi Gayus2 Baru..
    xixixiixixi…:D 😛
    http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/peace.gifhttp://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/peace.gif

    • smith says:

      Ooo, orang pajak ya?
      Ooo, Gayus ya?
      Tolong ya, sekali lagi tolong dibedakan antara pajak dengan…
      Ah sudahlah.
      Percuma.

      • Okita says:

        jangan putus asa dulu gan. hal kayak gini gue rasa terjadinya karena kayaknya pengertian sebagian besar masyarakat itu sama, semua biaya/pungutan yang diberlakukan negara, apapun bentuk/namanya itu adalah = pajak

        harus diakui, gue juga ngikutin trend itu, apalagi karena sepanjang perjalanan kasus di atas, semua ‘bunyinya’ sama, pajak.

        Memang ada baiknya pembeli (termasuk gue) harus belajar lebih jauh tentang beda bea dan pajak (nambah PR lagi ^^; ), cuma mungkin kalo boleh usul, para petugasnya juga harus sama-sama belajar menyampaikan informasi yang lebih akurat ke orang awam juga. supaya nggak terjadi salah paham kayak sekarang ini.

        tapi terus terang sejak awal gue nulis semua ini, gue lebih concern ama kebijakannya/sistemnya, kepengen patuh, tapi kok ya … bikin keder juga. ^^;

        • bunder says:

          kayaknya yang menetapkan tarif menteri keuangan bukan ditjen pajak

          memang masalah penyampaian informasi masih kurang karena suatu peraturan kalo sudah diundangkan dan menjadi lembar negara, warga negara dianggap mengetahui

          sama aja kayak kalo pake motor wajib pake helm apa agan2 pernah baca peraturannya, pasti banyakan yg ga pernah

          jadi kalo sering beli barang dr luar negeri, rajin2 update peraturannya karena sering berubah, misal peraturan menteri perdagangan tentang impor produk tertentu dikeluarkan tanggal 27 desember 2012 berlaku 1 januari 2013 kapan sosialisasi dong…..

  13. arista says:

    ini bea masuk deh mas, bukan pajak. kedua hal tsb berbeda loh, termasuk tar cara perhitungan, dasar hukum, dan kemana kita harus melapor.. ada barang yg dikenakan bea masuk dan pajak sekaligus loh, bingung kan mas kalo mau ngecek jadinya? sebelom kita order barang impor sbg smart buyer emang ada baiknya kita cek dulu daftar tarif di aturan bea masuk sebagai ancang-ancang..biar gak kaget.. gw sering order dan begitu tau jatohnya lebih mahal dari di indo kan jadi batal juga.

    • Okita says:

      soal bea masuk dan pajak, kayaknya udah gue jawab deh di komen yang lain. ^^; (komennya nayak kalo nggak salah). maklum awam. itu kan gue ngikutin omongan orang kantor pos dan orang di kantor bea bandara. ^^;

      kalo soal bea masuk, memang bisa dibilang gue salah sih nggak baca dulu kalo ada aturan baru, soalnya kebiasaan dari dulu belum pernah ada perhitungan 21.450/menit itu. selama ini kalo beli ya itungannya bukan per durasi, baik by EMS, Fedex, pos dll. (yep, gue udah pernah cobain jasa kirim beda-beda sejak 1998). kalo itu beneran 2012 artinya, masih boleh dibilang baru. makanya kan gue tulis di atas, “Sekarang ya … itu jadi pelajaran …” ^^;

      thanks for reminding though. 😉

    • Okita says:

      kalo menurut pengertian gue, dvd konser mestinya masuk kategori film dokumenter, jadi kalo di peraturan itu, ya mestinya nggak kena itungan durasi tadi. tapi mungkin ada yang lebih tau, bisa coba tolong bantu jelaskan? ^^;

  14. avacheboy says:

    itu tergantung si petugas pemeriksanya mau dimasukin ke kategori mana
    kebetulan aja dapet petugas yang kayak gitu,untung gak pake fedex kalo fedex ama dia pajaknya udah ditalangin dulu tuh

  15. dee says:

    saat orang orang taat pajak, malah orang pajaknya yang kayak gitu http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/phew.gif

    minta ijin share artikel ini (beserta credit) ya gan, biar yang mau beli DVD ori gini udah ga “kaget” lagi http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/embarrassed.gif

    • Okita says:

      kalo itu bisa membantu ya silahkan aja. tolong diingat, ini yang terjadi ke gue, jangan digeneralisir. dan tolong diingat juga, bukan menyangkut personal ya, tapi masalah kebijakan yang mengatur. 😉

  16. Raou Ki says:

    Selama ini saya yg sudah puluhan kali belanja online dari macem2 negara (jepang, hongkong, Jerman, USA, UK dll)
    semua barang nya mesti masuk ke kantor POS meski apapun jasanya ekspedisi nya(DHL, EMS, dll)… pengalaman saya dengan kantor POS dan Bea Cukai di kota saya (Balikpapan) aman2 saja, dari barang yang free tax under $50 (langsung di anter ke rumah) sampe yg uper $50 dengan pajaknya (di telp suruh ambil di kantor)… barang satuan yg paling mahal yg pernah saya beli yaitu kenalpot motor besar seharga $565 dan dan awalnya saya dikenakan pajak sebesar Rp 1.825.000,- namun karena saya memiliki NPWP jadi untuk PPh Pasal 22 yang mana awalnya 15% di turunkan menjadi 7,5% dan saya akhirnya hanya membayar Rp. 1.435.000,- (lumayan hemat 400rb). Kalo soal bongkar membongkar barang itu pasti di lakukan oleh petugas karena pertama mereka mencari faktur/nota barang demi mencari harga satuan dari barang yg kita beli guna menetukan Nilai Pabean, kedua mereka mencari barang terlarang (narkobi) yang barangkali coba agan2 selundupin kemari hahaha… Di kota ane untuk biaya paking atau lakban ulang oleh kantor pos di kenakan Rp 10.000,- kalo barang ukuran besar…
    Ternyata saya baru tau kalo film hitungan pajaknya permenit, dan itu luar biasa sekali…

    • Okita says:

      ya memang, membuka untuk pemeriksaan itu gue pernah tau juga, biasanya mereka akan kasih ‘seal’ custom kalo memang udah pernah dibuka. which is, sampe situnya meskipun rada kecewa, masih bisa gue terima. gue juga nggak mau nyelundupin apa-apa so ok-ok aja. tapi yang bikin tenggorokan rasanya kayak abis nelen bola basket itu adalah kenapa ada barang yang hilang? ^^;

      dan bukannya nggak mau belain bangsa sendiri, tapi kok rasanya sih nggak mungkin pihak jepangnya yang nggak kirim bonus tapi ngomong ke guenya hilang. ^^;

        • JanCuKai says:

          Masalahnya bonus, apalagi semacam foto atau booklet (yang umumnya-kalau tidak pasti- disepelekan oleh orang bea cukai) besar kemungkinannya tidak dimasukkan kembali ke dalam kemasan. Jujur aja selama seumur hidup gw di Indonesia, manual dan kertas-kertas lain dalam suatu produk umumnya tidak dibaca(90%++. Selain saya dan beberapa teman hampir tidak pernah saya lihat orang membaca manual, beberapa malah sengaja membuang manual setelah mengecek barang). Orang yang membeli barang saja dengan sengaja menyepelekan “hak” mereka, ini petuga bea cukai yang buat mereka benda-benda tersebut adalah “KEWAJIBAN” (ini kalau ada PNS yang dibayar pakai UANG RAKYAT, TOLONG DIBACA yah). Tau sendiri kan etos kerja di sini seperti apa, kalau dibongkar yah sebodo amat, kertas2 bacaan mah ga penting, isinyakan CD-DVD apalah 🙂

          • Okita says:

            untuk kasus ini, gue sih ikutin aja apa kata si jepang, mungkin lupa masukin lagi … hehehe

  17. andre says:

    Gue masih berharap itu petugas salah penerapan tarif BM ya, apa dvd nggak masuk kelas DVD ya?

    coba kita lihat peraturannya…

    Yang kena tarif pajak 21,45 / menit itu ada di Bab
    Film sinematografi, disinari dan dicuci, digabung dengan jalur suara maupun tidak atau hanya terdiri dari jalur suara.

    dengan sub-bab
    “3706.10 – Dengan lebar 35 mm atau lebih”

    berarti yang masuk kelas itu adalah gulungan film kan?
    Film as in “film” bukan “movie”. Untuk keperluan diputar di bioskop.

    yang nggak kena tarif BM outrageous itu mungkin dapet petugas yang mengklasifikasikan paketnya di tarif nomer 8471.70.40.00 (DVD-ROM / CD-ROM), which tarif BM nya 0%

    maybe….

    🙂

    • Okita says:

      Oh … bukan yang itu masbro. cari lagi. memang ada yang kategori itu. tapi untuk yang kasus gue ini, bapak yang menghitungkan itu ngasih tau kalo punya gue masuknya ke kategori 8523491910. jadi ada di bagian
      85.23 :

      Cakram, pita, media penyimpan non-volatile berbentuk padat, “smart card” dan media lain untuk merekam suara atau fenomena lain, baik direkam maupun tidak, termasuk matrice dan master untuk produksi cakram, tetapi selain produk dari Bab 37.

      kemudian ke 49.19.10 :

      – – – – – Film sinematografi selain film berita, film perjalanan, film teknis, film ilmu pengetahuan, dan film dokumenter lainnya

      begitu.

  18. Billy says:

    Akhirnya w nemuin alasan buat ttep pake bajakan.. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/grinning.gif
    jdi y jgn salahin konsumen lebih milih bajakan, wong yg niat ori dipersulit.. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/embarrassed.gif
    mending w mantengin TPB dah.. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/lol.gif

  19. Berdasarkan pengalaman pribadi, aku biasanya pake 3 cara ini supaya ga kena rese di kantor pos/becuk.

    Pertama, nggak beli barang yang harganya diatas $50, kalo diatas itu pasti diresein.

    Kedua, minta si toko utk nulis bon palsu, keterangan isi produk diubah atau harganya diubah. Kebanyakan oke2 aja kok dan ga tanya2 kenapa mereka mesti bikin bon palsu. Buat toko yg penting khan kitanya bayar full.

    Ketiga, yg ini tau dari teman dan aku pribadi belum pernah coba, yaitu pakai layanan yang mengirimkan dulu barangnya ke negara yang bebas pajak. Misalnya Cina atau HongKong. Nanti dari sana baru dikirim lagi ke Indonesia. Jadinya ya ongkosnya lebih mahal dan lama aja sampenya. Tapi biasanya ga ada masalah di becuk.

    Mudah2an membantu ^^

    • Okita says:

      hehehe … agak susah tuh kayaknya.

      1. nggak semua yang dibeli harganya sama sih ^^;
      2. hehehe … kebetulan toko langganan bukan tipe yang mau seperti itu ^^;
      3. toko di HK sih ada juga yang langganan 😀 tapi memang bukan untuk jadi transit begitu
    • Hanna W says:

      Makasih banget ya, artikel ini ngebantu bgt dan bikin mikir matang2 buat import atau ga ;_; oya kira2 sama ga ya kebijakannya kalo yg diimport CD? Makasih 🙂

  20. Yodhi says:

    baru tau sedetil ini, pantesan toko online yang nyediain jasa macem ini pada tutup semua jasa ginian ternyata…. kirain kasus macem ini udah ilang, maklum soalnya ane juga tau kasus ini udah 1-2 tahun yang lalu (tapi ga tau kalo jenis/contoh kasus nya separah ini)

  21. Marvin says:

    masih mending kalo cuma 180 menit? bayangkan saja kalo anime Macross yang komplit, dari SDF Macross, Macross 7, Macross Frontier belum sama OVA nya. atau Inuyasha yang 167 episode.. mau habis pajak berapa? kita gaji berapa lama supaya bisa bayar seperti itu.. padahal kalo ada yang menyediakan gratis paling 1 bulan komputer nyala, sp**dy semi unlimited sudah bisa dapet… memang nasib nya begini….

  22. henny says:

    bisa kok min, masih ada 1001 cara buat bawa barang luar ke indonesia..g pertama kali tau lewat author Claudia Kaunang, dia pernah pake dan rules nya juga enak. tapi g sndiri belum pernah nyobain sih. siapa tau tertarik :
    masuk ke website bistip.com
    intinya, kita bisa nitip ke orang yg lagi ada di luar negri, mau nitip barang apa, berapa harga nya, dll.
    website ini pake sistem trust, jangan asal maen nitip juga sih, bisa aja kena tipu. =]

  23. Adol says:

    itu kan dalam persen bukan rupiah, dikibulin lo 21,45 % dari harga barang,bukan 21,450 /per menit ,barang dibawah $50 juga bebas pajak bro

    • Okita says:

      hahaha … nggak ada yang ngibulin bro. petugasnya nunjukkin bukunya kok, di situ tertulis Rp. 21.450/menit. ^^;

  24. Skull_Commander says:

    Astaga, ngenes banget sih nasibmu, ini kayaknya kena ama oknum bea cukai yang nakal yang nulis harga seenak jidat.

    Ada kok prosedur protes, silahkan cek di link dibawah ini:

    http://forum.detik.com/yang-punya-masalah-dengan-bea-cukai-soekarno-hatta-ngobrol-di-t83638.html

    Apalagi bonus ampe ilang, berarti kena ama oknum yang nakal, bisa kok protes, ada proses, kalau ngeyel petugasnya, tinggal bilang kalau mau lapor ke bagian kepatuhan internal dan jangan lupa posting ke surat pembaca di kompas.com biar di jawab langsung ama dirjen bea cukai, dan mengenai bonus ampe ilang, itu udah nggak bener.

    • Okita says:

      hehehe … gue berpikir lebih baik dateng in person daripada sekedar telpon. jadi bisa bertatap muka, bukan sekedar suara. dan kalo bisa, langsung beres bawa pulang barangnya. 🙂

  25. popox says:

    maslaahnya, ini pajak komersial kok di terapin ke end user nya ya?? film yang kita beli itu kan formatnya aja udah beda sama format yg untuk komersil.

    makin asal2an aturan disini kayanya.

  26. VanDay says:

    Hiduplah pembajakan di Indonesia tercinta http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/balloon.gifhttp://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/balloon.gif berarti bukan salah rakyatnya dong kalo cinta dengan pembajakan, wong pemerintahnya sendiri ga mendukung anti pembajakan kok http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gifhttp://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gif

  27. aoitenshi says:

    nice post, gan

    selama guah impor barang untuk per orangan, guah pelajari dulu semua HS Code nya …

    the best way adalah menganggap barang yang kita beli dari luar negeri adalah barang seken, artinya tidak ada packaging aseli …

    but sometimes kalo lagi hoki, lewat-lewat aja paket DVD / Blu ray … tapi kalo apes ya kaya gitu …

    pokoke hindari beli HP, tablet, maenan anak-anak (figure kit), jam tangan, sepatu, alat-alat kecantikan, media film dalam bentuk kepingan …

    better off beli sparepart komputer/laptop yang engga dijual umum di Indonesia 😀

  28. sisore says:

    Kalo perpajakan di negeri kita kayak begini ya apa mau dikata…
    .
    .
    Hidup bajakan!
    Hidup bajakan!
    Hidup bajakan!

  29. Ibam says:

    Udah coba kirim pengaduan lewat form di situs bea cukai? Masih ada kemungkinan petugas bea cukainya (either knowingly or not) make tarif bea masuk untuk impor film demi keperluan komersial, sedangkan sebenarnya untuk keperluan pribadi ngga pake bea masuk segitu.

    Sistem pengaduan online yang departemen2 di pemerintahan punya dari awal sudah dirancang untuk bypass oknum2 di departemennya dan langsung disambungkin ke tim pengawasan internal di dalam departemen tersebut, jadi tim tersebut bisa investigasi langsung masalahnya.

    Eselon2 tingkat atas Bea Cukai udah lebih baik kok sekarang, dan memang sudah ada inisiatif dari atas buat memberangus oknum2 di bagian operasional, ngga ada salahnya anda kirim pengaduan resmi daripada kontak ke petugas yang beroperasi di lapangan.

    • Okita says:

      terima kasih atas masukannya. lain kali akan coba dilakukan (kalo ada dana beli barang/film lagi ^^; ). untuk kasus ini toh barangnya sudah, ya, katakanlah “lewat”, udah balik ke jepang.

      sebenernya sih harapannya lebih ke peninjauan kembali kebijakan yang berlaku. kalo dari jawaban2 para petugas, mereka mengacu ke aturan. memang benar, bisa aja knowingly atau unknowingly make tarif itu, tapi selama gue di situ, mereka nggak ada yang “pasang tarif” (atau mungkin belum? barangnya keburu nggak ada? hahaha … )

      thanks for the info though. 🙂 doain aja ada rejeki lagi buat beli anime. (tapi jangan doain sampe harus make fasilitas pengaduan … ^^; )

  30. Iqbal says:

    Wah top banget nih infonya!
    Sebenernya saya juga bingung kenapa bisa tau-tau muncul angka Rp 21.450/menit, itu kalo misalnya lagi kuliah bisa dikeroyok dosen ditanya-tanyain “Dasarnya apa sampai keluar angka segitu?” 😀

    Btw, izin share ya!

  31. poll says:

    gw waktu tahun 2011 itu pernah beli dvd film juga durasi 2 jam kira2. harga barang cuma sekitar 600rb. cuma karena disuruh bayar pajak dll jadi totalnya 32juta. hebat kan? dia bilang karena ada pajak perfilman dll.
    tapi akhirnya ane diemin aja ane cuma bisa memelas sama mereka, tanpa datang ke custom dll. cuma kontak via telpon dengan mayoritas mereka yang telp ke ane. dan untungnya pada akhirnya bisa lepas barangnya dengan bayaran yang normal lupa berapa kyknya sekitar 100rban mungkin.
    Jadi itu semuanya kayaknya cuma permainan aja.

    • Okita says:

      hmm … secara obyektif, belum tentu permainan juga sih. kan di buku tarif memang tertulis begitu juga. jadi ya bisa lah kita bilang argumentasinya ada. ^^;

      • poll says:

        Ya sih emang mereka untung karena ada buku itu.
        Jadi banyak yang bisa dimainin dari buku itu.
        Itu yang paling bikin kesel, mana kita sebagai buyer gak pelajarin apa apa ttg hal itu si. jadi kita jantungan.
        Kalau kita bener2 butuh sama barang yg kita beli itu mw gak mw harus bayar deh brapa pun harganya. sama kyk penipuan lewat telp macem2 gitu.

  32. Skull_Commander says:

    Saya sudah ketemu ama pensiunan pegawai Dirjen Bea Cukai dan yang ini orangnya lurus.

    Setelah saya berbicara ama pensiunan tersebut, seharusnya ini yang anda lakukan:

    1. Sewaktu pegawai bea cukai tersebut menyebutkan total beanya, anda berhak meminta dia menunjukkan pasal yang di gunakan melakukan perhitungan bea masuk tersebut secara tertulis (buku besar peraturan harus di keluarkan, kalau pegawai tersebut berusaha ngeles atau tidak mau mengeluarkan, berarti dia telah melakukan pelanggaran wewenang

    2. Saat pembukaan paket, HARUS di dampingi oleh penerima, pegawai bea cukai TIDAK BERHAK membongkat paket TANPA di dampingi oleh penerima
    Melihat dari kasus anda, berarti pegawai bea cukai tersebut juga melakukan pelanggaran wewenang, apalagi sampai ada barang hilang

    Seharusnya anda jangan mau barang tersebut di kirim balik ke supplier, tapi karena sudah terjadi, anda bisa membuat surat pernyataan yang isinya bahwa anda kecewa dengan tindakan yang di ambil terhadap paket anda oleh pihak bea cukai (di sertakan kronologi lengkap dengan lengkap dan kalau bisa, nama dari petugas bea cukai yang anda temui dan memberikan bea masuk tersebut), sertakan juga copy email invoice dari supplier, copy email dari supplier mengenai kondisi barang anda dan copy dari form pengambilan barang di bea cukai yang berisi total bea masuk tersebut. Anda juga tulis di surat pernyataan tersebut bahwa anda minta bukti apa perhitungan bea cukai sampai sebesar itu sehingga anda di kemudian hari tidak perlu membeli barang yang sama.

    Surat pernyataan tersebut di kirim beserta copy dokumen pendukung dikirim ke Kepala Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno Hatta dan harus di tulis dalam surat tersebut, Tembusan ke Dirjen bea Cukai Pusat

    Tanggapan akan surat ini cepat kok, karena Bea Cukai sekarang sangat ketat, tidak ada ampun untuk oknum pegawai bea cukai

    Tembusan tidak harus di kirim, anda simpan dulu, just in case kala tambah panjang.

    • Okita says:

      1. udah ditunjukkin kok bukunya. kan udah diceritain kalo ditunjukin.
      2. yang ini sih memang nggak ada buktinya karena barang udah balik. gue gak sempet ketemuan ama barangnya. itupun kan awalnya cuma asumsi si petugas yang menghitung, karena ada beda durasi antara yang gue sebutkan dengan yang tertulis di surat. tau pastinya baru setelah dikasih tau pihak Jepangnya.

      kalo bicara sekarang, memang sih banyak “seharusnya“. kalo mau ngomong gitu, gue pun sebagai warga bisa bilang:

      • Seharusnya” semua ini nggak perlu terjadi kalau pihak berwenang melakukan tugasnya dengan benar atau
      • Seharusnya” semua ini nggak perlu terjadi kalau aturannya tidak multi tafsir jadi bisa ‘dibelokkan’ atau
      • Seharusnya” semua ini nggak perlu terjadi kalau petugas memahami betul peraturan yang selayaknya diberlakukan atas barang tersebut.

      Dan banyak lagi ‘seharusnya’ yang lain. 😀 iya nggak? hehehe.

      tapi no use crying over spilled milk and pointing fingers . gue pun sempat berbicara dengan orang-orang, termasuk orang bea juga pada waktu itu, tapi ya seperti gue bilang, semua itu jadi pelajaran. dan artikel ini ditulis hanya sebagai sarana untuk berbagi pengalaman. gue nggak nuntut apa-apa tuh, karena pada dasarnya memang pada saat gue putuskan untuk dikembalikan, ya memang udah siap juga merugi, sama halnya dengan gue yang (tadinya) mikir bakalan siap bayar biaya administrasi yang akan muncul. *nggak taunya, nggak sanggup. ::lol::

      nonetheless, thanks for the info. mari kita berharap, ke depannya nggak perlu ada keribetan seperti ini lagi.

      • ditsy says:

        Okita, mohon info. Apakah semua brg yg ga mau diambil krn ga mau byr bea masuk +pajak akan dikirim balik ke negara asal? Kalo Ya, gw akan melakukan hal yang sama. Mohon info. Thx

        • Okita says:

          kalo dari info petugas kantor pos, kalo dalam jangka waktu 1 bulan nggak ada yang ambil, barang akan dikembalikan ke negara asal dan itu nggak dipungut biaya apa-apa. atau kalo ada permintaan resmi dari penerima untuk dikirim kembali meskipun belum 1 bulan. Ini juga sama, tidak dipungut biaya. Di surat panggilannya ada kok keterangan tentang batas waktu itu.

        • Ditsy says:

          Dear Okita,

          Thank you ya atas reply-nya. Gw blm dpt surat panggilannya, tp gw uda tracking tertulis “final deliver”, padahal belum terima apa2. Akhirnya gw telpon 161 tanya keterangan lebih lanjut, katanya pas mereka anter surat, tidak ada orang di rumah. Jadi dia menganjurkan gw untuk dtg ke Kantor Pos Jakarta Timur (alamat gw di jkt tmr) dan buat Berita Acara (maksudnya surat keterangan kali ya) yang menyatakan bahwa menolak untuk membayar pajak, supaya barang tersebut bisa dikirim balik ke negara tujuan.

          Okita dulu gimana? apakah buat Berita Acara/ Surat Keterangan juga? Kalo liat dari ceritanya, sepertinya memang bener akan dikirim balik ya say paketnya? semoga bener2 gitu adanya. Karena gw pernah telp 161 dan dibilang paket yang tidak diambil akan disita oleh negara atau dimusnahkan. Hadeuh.. Oya sbg tambahan, yang bersangkutan harus urus langsung katanya, jadi tidak bisa diwakilkan. hixhix, ribet banget ini soalnya Kantor Pos jauh banget 🙁

          • Okita says:

            Kalo saran gue sih, dateng aja ke kantor posnya, jangan buru2 minta balikin. Cek dulu, berapa besar biaya yg harus dibayar, kan belum tentu mahal.

            Kalo udah tanya, dan ternyata nggak terjadi seperti yg terjadi ke gue, kan lumayan bisa langsung ambil sekalian bayar.

            Kalo ternyata mahal, memang mereka biasanya minta surat tertulis minta untuk dikembalikan, tapi perlu diingat waktu gue kejadiannya adalah dengan EMS.

            Kesimpulannya kalo menurut gue coba ditanya dulu berapa biayanya. Biar pasti dulu. Kalo ternyata memang keberatan ya bikin surat pernyataan aja.

        • Okita says:

          hmm… gue agak kelewat bacanya, bisa di-track di situs kantor pos berarti ini kiriman tercatat, alias EMS. dan ya kalo kita minta dikembalikan biasanya mereka minta tertulis.

          trus soal diambil sendiri atau nggak, setau gue, di surat panggilan biasanya disertakan form/blanko surat kuasa untuk diisi seandainya bukan kita yang datang untuk ambil, itu harus diisi dan ada bukti KTP kita dan yang kita kasih kuasa. jadi nggak harus yg bersangkutan sendiri yg ambil

          btw, kalo boleh tau, itu barang apa? film juga kah?

        • ditsy says:

          Hi okita, bukan film say. Cuma baju, coklat, ada kosmetik jg (bedak compact, pensil alis) merk jerman ga ngetop. Ini kado buat emak gw dr tmn di Jerman. Hr ini gw br balik dr kantor pos jaktim, tp org beacukai ga ada, yg handle di kntr pos pusat di pasar baru ktnya. Baru aja telp 161, ktnya sabtu beacukai tutup di kntr pos pst. Aduh ga lagi2 deh nerima dlm bentuk paket gini 🙁

        • ditsy says:

          Hi Okita,gw dpt kbr baik. Permasalahan ttg jumlah yg hrs dibyr 1, 7 jt dibuat nota pembetulan (NOTUL) setelah bertemu dgn phk beacukai di kntr pos psr baru. Mrk sgt membantu dan gw byr seseuai dgn lampiran bon yg gw pny. So happy!

    • Asli dah makin kacau aja sistem perpajakan kita.
      Katanya ada reformasi birokrasi untuk memberantas Oknum, tapi di sisi peraturan gak ada Revisi jadi mah tetep aja jadi makanan empuk “OKNUM”.
      Kapan negara kita bisa maju klo mo memajukan bangsa aja dipersulit..

    • galomon says:

      ikut nimbrung, kebetulan beberapa kali berurusan dengan impor,
      1. yang dimaksud importir adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan impor (memasukkan barang kedalam daerah pabean indonesia). jadi agan termasuk importir juga dan berlaku ketentuan yang sama
      2. bea cukai memang mempunyai kewenangan memeriksa fisik barang tetapi harus didampingi oleh yang punya barang atau kuasanya. untuk kasus agan waktu diperiksa fisik didampingi oleh petugas pos. bea cukai ga berhak bongkar2 barang sembarangan jadi yang buka barang biasanya si petugas posnya baru diperiksa trus yang menutup kembali si petugas pos lagi makanya biasanya dikenakan biaya bungkus oleh pos.
      coba agan baca masalah INCOTERM (international commercial termo) tiap2 impor ada jenis2nya, dan untuk kiriman pos dan semacamnya, tanggung jawab barang masih berada pada perusahaan shipping (pos, fedex dll) sampai barang yang agan impor berada di tangan agan. jadi kalo ada hilang tanggung jawab pos tuh
      3. sebaiknya ditanyakan ke situs resmi bea cukai mengenai masalah ini, jangan nunggu kalo ada order lagi biar masalahnya jelas. bea cukai udah banyak berbenah dan kalo ada petugasnya yang ketahuan “main” bakalan kena sanksi

      just info buat temen2 yang lain
      1. kalo bayar bea masuk dan pajak dalam rangka impor, bayarlah sesuai nominal yang ada di form PPKP (pencacahan dan pembeaan kiriman pos) dan bayarnya ke rekening negara jadi bukan bayar ke bea cukai ya, bisa bayar sendiri kok. kalopun dibayarkan si perusahaan jasa titipan (pos, fedex, dhl, dll) form ppkp nya tetep diminta jadi ketahuan tuh kalo ada biaya2 lain2

      2. sebelum beli barang dr luar negeri, pahami ijin yang diperlukan apa saja. peraturan impor itu 80% dari kementerian perdagangan sisanya kementerian yang lain. bukan bea cukai yang buat peraturan, tapi kementrian lain (perdagangan, badan pom, kesehatan dll) jadi bea cukai cuma dititipi tuh. meskipun jumlah yang diimpor sedikit peraturannya tetap berlaku (kecuali di peraturannya disebutkan ada jumlah minimal)

      misalnya beli kosmetik atau makanan2 dari luar negeri tetap akan diminta ijin dari badan pom meskipun barangnya untuk keperluan sendiri dan jumlahnya sedikit.

      peraturannya sering berubah ya gan jadi sering2 update kalo sering beli barang dr luar negeri, misal tahun lalu beli hp boleh tuh kalo jumlahnya cuma 1 unit ga pake ijin, mulai tahun ini peraturan dr perdagangan berubah ga ada pengecualian tetep pake ijin meskipun 1 unit

      3. kalo ada oknum bea cukai yg minta duit biar cepet laporin aja, dijamin kena sanksi tuh oknum

  33. Mayo says:

    Bacanya lemes. Salut aja lo ngadepin semua ini ga pake ngamuk. Kalo gue sih kayanya udah ijo dan jadi bercelana sobek2. #halah

    Makasih banget udah mau share. Jadi tambah tau aja ga logisnya pajak Indonesia; ga cuma mobil, sampe urusan tontonan rumah aja begini ya berantakannya…

    • Okita says:

      hmm … bukannya nggak pengen marah, tapi ya kalo aturannya begitu, marah ke petugasnya juga percuma kan? ^^;

  34. riri kazami says:

    makasih infonya , harus lebih hati hati ini kalo mau beli impor, huhuhu
    kalo lewat agenpun takutnya bermasalah juga Q_Qhttp://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/awe.gif

  35. tsu says:

    ini sebenarnya diawali dari niat bos yang tidak baik….

    dari awal kan sudah jelas, judul pelem nya adalah RE Cyborg 009, tapi kenapa, Anda sebagai penggemar anime lawas, hanya melihat Francoise Arnoul saja ?

    apa anda tidak mikirin perasaan 001-002-004 sampe 009 ?

    dan mungkin aja, si bapak pajak itu adalah penggemar berat 009, jadi dia sebel sama penggemar 003

    sekian

    *kabur*

    wkwkwkwkwkwkwk

    • Okita says:

      Itu karena gue orangnya nggak serakah, jadi gue cukup Francoise aja. 001, 002, 004-009 bisa dibagi2 ama yang lain.

      Atau jangan2 sama2 ngincer Francoise? ^^;

  36. mukegile says:

    Dari detik bisa sampe kemari. 😀 Numpang corat corit ya. :)FYI aja mas/mba bro/sist. Perasaan dari jaman dahulu kala sebelum negara api menyerang BM TAX tuh persentase deh. Bukan menitan. Muke gile aja kalo kaya begitu diitung menitan. Udah bangkrut Popeye dan sebagainya. :)) Sudahlah, nikmati aja birokrasi indah ini. Kita ngikut aja. Suka diambil, ga ya balikin. 😀 Make it simple aja.

    • Okita says:

      hehehe… ya memang seperti itu peraturannya sekarang. dan setuju, I made it simple. begitu dikasih tau bea-nya sebesar itu, langsung putusin utk kirim balik lha wong nggak sanggup bayarnya hahaha. cuma sayangnya itu barang kembali dengan tidak selamat. ^^;

  37. dhil says:

    ikutan comment aja, kebetulan lagi iseng engga ada kerjaan. hehe

    sebenernya bukan cuma film aja yang kena pajak melebihi harga dari barang itu sendiri. Barang-barang lainpun.
    dan salah satu penyebabnya adalah harga barang yang diatas 50 UsDollar.

    nah untuk mengakalinya supaya engga kena pajak, kita minta ke penjual dari luar sana, untuk menstatuskan harga barangnya “under 50 UsDollar”.
    apabila di barang itu ada tag atau apapun yang menunjukan harga sebenarnya barang yang diatas 50 UsDollar, kita minta ke penjualnya supaya tidak mengikut sertakan itu, atau apapun caranya supaya harga sebenarnya tidak ketahuan.

    karena sebenarnya kasus seperti ini itu memang akal-akalan dari petugas bea cukai / bandara. semua barang masuk pasti akan dibongkar disana, lalu dicek. dan nanti akan dipermainkan oleh mereka thd pajak barang tersebut.
    karena barang yang akan lolos dari pajak itu barang yang harganya “under 50 UsDollar.

    saran saja, pakai pos Indonesia supaya aman dari pajak. walaupun nantinya juga kena “pajak bongkar” atau apapun itu namanya, kurang lebih biaya yang ditagihkan kepada kita hanya 7-10 ribu saja (pengalaman saya).

    🙂

    • Okita says:

      hehehe… tq udah mau mampir. 😀

      soal tulisan under US$50, toko jepangnya bukan model yang mau beginian sih setau gue. sebenernya sih bukan kepingin nggak bayar, atau ngakali supaya nggak bayar. bayar sih bayar, cuma ya kalo bisa yang wajar atau terjangkau lah. menurut pendapat pribadi sih, perhitungan per menit ini nyekek leher banget padahal kan ini barang legal. ^^;

  38. GP says:

    Sudah pernah lapor kesini belum?
    https://lapor.ukp.go.id/

    Beberapa kasus ditanggapi dengan serius

    Saya penasaran dengan pajak per menit-nya, itu kok lebih tepat diberikan ke distributor film bioskop dibanding pemakaian sendiri/impor untuk sebatas dijual.

    kalau bisa tahu apakah memang benar itu bukan pajak yang semestinya dikenakan bisa berguna atau jadi paduan untuk orang lain yang dikenakan pajak serupa.

    • Okita says:

      seperti sudah diceritakan di atas, pertanyaan yang sama juga udah ditanyakan kepada petugas bea, dan mereka menunjukkan buku tarif yang berlaku mulai 2012. jadi ya … gitu deh. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/embarrassed.gif

  39. Ajax says:

    Jadi… apakah memang nggak ada cara lain lagi untuk ngimpor anime dengan harga manusiawi tapi tetap taat hukum?

    Apa ini *satu-satunya* rute yang legal?

    (mohon maaf kalau komennya telat banget >_<)

    • Okita says:

      tinggal nunggu dari bea cukai. kalo memang tetep itu aturannya ya … mau gimana lagi? tapi yang dikasih link ama GP mungkin bisa dicoba tuh.

  40. rudolf says:

    astaga besar bangt pajak buat anime gitu.. yg gw heran kalau film2 luar masuk bioskop itu pajakny gmana ya? apakah lbih bsar? parahny lg bonusny diambil lagi sama ptugas bea cuka*

    parah jg Indo uy.. TS inisiatif baik mau bli barang asli, malah pajakny mncekik leher… bakal banyak anime bajakan kalau gitu.. ”

    Just say Good Bye original anime from overseas”

    • Okita says:

      kalo untuk yg dikomersialkan (bioskop) mgk sih masih masuk akal ya, krn kan abis itu si film menghasilkan pendapatan dari penjualan tiket. tapi kalo untuk pribadi ya … berat. ^^;

  41. Ajax says:

    Bentar… Setelah baca semua komen di artikel ini, saya dapat dua hal:
    1) Yang direcokin itu “cuma” yang bernilai di atas US$50, misalnya BD/DVD film anime teatrikal yang agan Okita (tadinya) impor
    2) Barang imporan kita dibongkar itu adalah sebuah keniscayaan (halah bahasanya), tapi SEHARUSNYA dengan seijin/di hadapan pihak pemesan

    Nah, mempetimbangkan kedua hal itu…
    1) Semisal saya pingin impor DVD/BD anime serial TV, apakah bakal kena perlakuan yang sama? _>

    • Okita says:

      kalo melihat aturan yg wkt itu disebut (ada di gambar terakhir), selama itu bukan berisi berita, perjalanan, film teknis, film ilmu pengetahuan, dan dokumenter ya mestinya kena. tapi coba aja tanya ama pihak bea, ada beberapa komen yang ngasih link -nya tuh. mereka yg lebih kompeten utk jawab. 🙂

    • Okita says:

      thx atas masukannya. tapi link yang dikasih itu sama persis isinya dengan paragraf terakhir dari artikel di atas. tinggal liat di screenshot, coba masukin HS Code (angka 10 digit di kolom tabel paling kiri – 8523.49.19.10 ) dan akan ketemu “jawaban” yang sama karena sama-sama mengacu pada Buku Tarif Kepabeanan 2012. dan sudah dikoreksi oleh beberapa komen, yang % itu VAT alias pajak, dan yang 21.450/menit itu bea

      cuma mungkin terjemahannya yang bikin rancu. di screenshot (diambil dari situs bea cukai) itu terlihat bahwa “BEA” diterjemahkan sebagai “TAX” (pajak), sementara kalo di situs depkeu, terjemahannya lebih tepat karena “BEA” diterjemahkan sebagai “DUTY”.

  42. riku says:

    yg sabar ya gan, heran mahal amat pajaknya
    pretlah mo beli ori pajak kurang ajar, mo bajakan dosa
    serbasalah

  43. daile says:

    Wah aq lg kena nasib yg sama nih, pajaknya ampir 400$. Maakkkk!! Jd aq mw minta kirm balik aja lgsg. Mau nanya dung, nyampe ke Jepang brp lama? Habis minta kirim balik ke jepang sama kantor pos lgsg dikirim hari itu juga atau besoknya?

    • Okita says:

      biasanya kantor pos akan kirim balik kalo ada ‘rombongan’ paket lain yang ke jepang juga. jadi bisa kapan aja berangkatnya ke sana tergantung ada pengiriman ke jepang atau nggak. dan kalo gak salah untuk minta balikin lagi ke negara asal, kitanya harus bikin surat yang isinya menyatakan bahwa kita minta kepada kantor pos supaya barang itu dikembaliin. nggak ada biaya/ongkos kirim balik, dan suratnya bisa nanya ama petugas kantor pos kayak apa.

  44. Baplo says:

    Kalau beli CD musik tapi ada DVD yang isinya videoclip begimana ?
    under US$50 , apakah kena ?

    • Okita says:

      mestinya nggak. karena itu masuk kategorinya bukan sinematografi. mungkin lebih ke dokumenter. but who knows? ^^;

  45. KaizenLeon says:

    Terus, kalo pengen beli DVD Anime Original gimana bro ?
    ngebet pengen beli Original nih, pengen bonus’nya sih 😀

    • Okita says:

      Salah satunya ya minta tolong yang pulang-pergi ke Jepang untuk beliin bro. Itu yg paling terjamin kayaknya. Cara lainnya, mungkin bisa dicoba beli online dan kirim pake pos biasa, cuma ya resikonya banyak: barang bisa rusak, atau hilang di jalan dan kita nggak punya bukti apa-apa untuk ngelacak. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/embarrassed.gif

      Atau ya cara terakhir … bayar bea masuknya yang mahal itu tadi. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/lol.gif

  46. Dete says:

    Permisi, numpang tanya, ketentuan impor dvd film apakah masih seperti dulu yang dikategorikan sebagai film tayang? (yang dihitung per menit)

    Soalnya saya ada kiriman yang belum saya ambil ambil di bea cukai setahunan lebih gara2 dulu disuruh bayar pajak 90 juta… dan waktu itu bea cukai gak mau tau dan gak mau ngerti betapa tidak logisnya peraturan itu mengingat bahwa perorangan itu bukan pelaku usaha. Jadi curcol nih gue…

    mohon pencerahannya ya apakah peraturan ini sudah berubah atau masih tetap, soalnya mau beli beli lagi dari amazon.

    terima kasih sebelumnya

  47. Okita says:

    Sejauh pengetahuan saya, buku tarif yang berlaku masih tetap Buku Tarif Kepabeanan 2012. Jadi ya berarti peraturan masih tetap sama. Di situs-situs lembaga resminya juga masih menggunakan buku yang sama sebagai acuan… http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/awe.gif

  48. MK says:

    Holy f*ck. Sorry kasar, tapi gw udah terlanjur order BD Hatsune Miku Magical Mirai 2013. Barangnya sih dah sampe di Jakarta dan lagi clearance process katanya. Tapi after liat ini, what the hell.

    • MK says:

      Update: Barang gw dah datang. Dikirim oleh DHL. Bayar tax nya IDR 191.000. After semalam gw panik dan banyak nanya, salah satu orang yg gw tanya ngambil kesimpulan kalo yang di post ini adalah murni pemerasan. Kayaknya sih ya emang bener, kalo mo aman, nunggu temen/saudara pulang dari Japan, titipin aja. Kalo kayak gini, untung2an kita dapet petugas baik atau pemeras.

      • Okita says:

        Ya berarti memang bener tidak dikategorikan sbg sinematografi. BD miku itu kali gak salah konser kan ya, utk kategori yg ini setau gue memang gak kena bea itu krn lbh kyk dokumentasi dari konser bukan film bioskop.

    • Okita says:

      Sabar dulu. Ini kan kejadian setahun lalu. Siapa tau sekarang nggak. Dan kayaknya kalo bd miku bukan termasuk kategori yg sama.

  49. sonycea says:

    Itu di beackai gag ditulis /mnt koq. 21.45% dr harga brg hrsnya. Maen2 kata aja ini mah. Ckckck

    • Okita says:

      Hehehe memang betul gak ditulis /mnt. Tapi jg bukan berarti 21.45% krn yg di web bea itu cuma utk nunjukkin klasifikasi barang.

      klasifikasi itu (HS code) kmdn dicocokkan dgn Buku Tarif Kepabeanan Indonesia 2012. Di situ ditulis kalau 21,45 itu bukan 21,45%. Gw jg ngarepnya %. Hehehe.

      Coba deh gugling BTKI 2012. Ada bnyk kok, cari yg excel aja biar gampang search HS code nya.

      BTKI 2012

  50. nov13 says:

    alamak,,, gile cuma buat pajak segitu. http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/omg.gif dompet langsung kempes dah… http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/baggy-eye.gif
    mahalan biaya pengirimannya dah dibanding barangnya. di buka-buka lagi…
    disindir pula tentang pajakan padahal udah jelas permasalahannya… http://www.animindo.net/wp-includes/images/smilies/angry.gif
    astaghfirullahal’azim… heran.

  51. Bea Cukai - 1500 225 says:

    Pada kasus ada barang yang hilang, perlu diketahui bahwasannya pihak bea cukai yang bertugas di pos lalu bea tidak membuka segel/bungkus sendirian, melainkan harus disaksikan pula oleh pihak pos, dan itu ada berita acaranya. Jadi saat ada barang yang hilang, pihak bea cukai tidak bertanggung jawab atas kehilangan tersebut, dan setahu saya pihak pos lah yang harus bertanggung jawab. Dan ingat, barang tersebut tidak hanya di cek di Indonesia, melainkan juga di negara asal pengiriman, dalam hal ini Jepang, apalagi saat dikirim ulang, pun dibuka kembali di sana.
    Selanjutnya jika ada kejadian serupa dan sekiranya membutuhkan informasi, dapat menghubungi call center bea cukai di 1500 225.
    Kami justru senang jika ada kritik dan saran yang membangun, karena bagaimanapun, salah satu fungsi Kami adalah sebagai fasilitator perdagangan.
    Terima kasih.

    • Okita says:

      Terima kasih atas informasinya. Pada saat kejadian (sekitar 1 th yg lalu), saya tidak diinfo atau ditunjukkan berita acara tsb. Tetapi ini semua pelajaran.

      Saya lebih berharap ada kebijaksanaan dari pihak berwenang utk bisa mengkaji ulang dan meringankan bea masuk yg sedemikian besar.

Leave a Reply to deeCancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.