Anime

Machine-Doll wa Kizutsukanai

Numpuk yang mau ditulis … 

UMD_1

Ehem… itu tangan…

Mengambil setting di masa awal abad ke-20 (seperti era Sakura Taisen), diceritakan bahwa pada saat itu muncul sebuah ilmu baru yaitu Machinart di mana manusia menggabungkan pengetahuan tentang sihir (magic) dengan teknologi yang digunakan untuk keperluan militer. Manusia bisa menggunakan baik sihir maupun teknologi yang diwujudkan dalam bentuk automata, di mana setiap orang mempunyai automata dengan bentuk yang berbeda sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Automata ini bisa digunakan untuk bertempur dan untuk mendalami hal itu maka didirikan Walpurgis Royal Academy di London. Di akademi ini, selalu diadakan semacam turnamen di mana 100 orang siswa dengan prestasi  tertinggi dapat mengadu kemampuan dan yang terkuat akan mendapat gelar “Wiseman”.

Akabane Raishin adalah seorang anak dari Jepang yang mempelajari ilmu puppeteer, di mana dia bisa menggunakan sihir untuk mengendalikan sebuah ‘boneka hidup’ yang digerakkan dengan tenaga sihir, bernama Yaya (seiyuu: Harada Hitomi). Berkat sihir, Yaya bisa berperilaku seperti manusia biasa, tetapi karena dia adalah automata, Yaya mempunyai kekuatan yang besar dan memang didesain untuk pertarungan jarak dekat. Raishin dan Yaya datang ke Walpurgis untuk mengikuti turnamen karena Raishin mengatakan bahwa dia ingin merebut gelar Wiseman, meskipun tampaknya Raishin lebih didorong keinginan untuk mencari seseorang dan ingin membalas dendam. Namun perjuangan Raishin tidak hanya untuk menjadi Wiseman, tetapi dia sendiri harus berjuang agar bisa menjadi salah satu dari 100 murid terbaik untuk bisa mengikuti turnamen karena saat ujian masuk, dia berada di ranking nomor dua dari bawah …

 

My thoughts?

Okey … another moe-moe. Can’t say that I blame ’em, tapi ya terlepas dari itu, mungkin yang perlu diperhatikan adalah kenapa Raishin begitu bernafsu menjadi Wiseman. Motif balas dendam sih so far yang menonjol, dan sepertinya udah ketemu tuh orang yang dicari. Mungkin ada bagusnya di sini ada 2 ‘lapis’ perjuangan, sebelum bisa ikutan turnamen, dia harus bisa mencapai 100 terbaik dulu, jadi nggak semata-mata dateng langsung ikut turnamen dan sepanjang serial isinya babak kualifikasi sampe final. Tapi di sisi lain juga itu bisa malah bikin boring, alias kelamaan, karena ibaratnya ada 2 turnamen yang harus diselesaikan. Let’s just hope it won’t.

 

Links

Standard