Setelah sekian lama gambar ini beredar, sampai sekarang masih tinggal satu yang belum bisa dipecahkan misterinya: Pb (plumbum alias timbal) yang digambarkan sebagai toaster merk Krups Fem 2 ITU MECHA APA YA? 🤔
Btw, ini list jawaban versi Animindo yang udah dilengkapin (top to bottom, left to right), kecuali satu itu doang yang belum bisa terjawab.
Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah rangkaian tindakan yang dilakukan oleh penolong kepada korban yang mengalami henti jantung (cardiac arrest) dan seringkali disertai dengan henti napas (respiratory arrest). Tindakan yang dilakukan termasuk kompresi dada/jantung (chest compressions) dan pemberian bantuan napas (rescue breathing). Sekarang ini, tindakan RJP yang diawali dengan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support/BLS) sudah banyak diajarkan dan disosialisasikan kepada orang awam dengan harapan mereka akan mampu memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mengalami henti jantung sehingga bisa meningkatkan angka kesintasan korban.
Berhubung sudah menjadi sesuatu yang sifatnya ‘umum’, ya wajar aja kalo dalam cerita film maupun serial TV banyak yang menggambarkan tindakan RJP untuk menolong orang lain. Di sini kita akan coba membahas beberapa judul anime yang menampilkan adegan RJP sambil melihat seberapa akuratnya penggambaran adegan tersebut.
Secara sederhana, kita ambil saja garis besar ‘urutan’ tindakan yang dilakukan ketika melakukan bantuan hidup dasar sebagai acuan untuk kita bandingkan dengan adegan di anime, yaitu
Pastikan lingkungan, pasien dan penolong aman
Cek respon/kesadaran pasien/korban
Cek denyut nadi dan napas pasien/korban, tindakan ini umumnya dilakukan oleh tenaga kesehatan atau penolong yang sudah terlatih. Untuk awam sih sebenernya boleh di-skip
Bila sendirian, panggil bantuan
Mulai kompresi dada
Setiap 30 kompresi dada, berikan 2x napas (rasio 30:2). Sebagai catatan, pemberian bantuan napas biasanya dilakukan oleh tenaga kesehatan atau penolong terlatih. Mouth to mouth juga perlu pertimbangan ekstra untuk dilakukan mengingat banyaknya transmisi penyakit melalui jalan napas. Orang awam cukup melakukan kompresi saja atau dikenal dengan istilah Hands Only CPR.
Bila ada respon, tempatkan pasien/korban dalam posisi stabil (recovery position)
Berdasarkan hasil browsing dan nonton beberapa anime yang ada kejadian dilakukan RJP, adegan di 2 judul berikut ini adalah yang paling mendekati dalam mengikuti langkah-langkah prosedur bantuan hidup dasar yang benar. *melirik ke produser tayangan lokal
Japan Sinks 2020 Episode 9
Menceritakan tentang bencana alam yang terjadi di Jepang dan mengakibatkan banyak kerusakan dan korban. Adegan RJP muncul di menit ke 18:00 episode 9 di mana Kite mencoba menolong Onodera setelah mereka menyelam untuk menyelamatkan diri tanpa diketahui kalau tabung oksigennya bocor. Jadi di sini penyebab henti jantungnya karena kekurangan oksigen (hipoksia) atau bisa dibilang tenggelam.
Sekarang mari kita lihat satu per satu langkah yang dilakukan. Langkah pertama di-skip, meskipun di situ sepertinya ya kurang pilihan juga, mau dibawa ke mana-mana susah. Tapi setidaknya bisa dibawa lebih menjauh dari daerah yang mungkin tersapu ombak (belakangan ditunjukkan kalau area itu nggak aman, dan si bocah kena ombak). Di sini prinsip untuk mengamankan lingkungan tempat melakukan resusitasi belum dilakukan dengan baik.
Untuk pemeriksaan kesadaran/respon, di sini para karakter cuma cukup panggil-panggil saja dan memang tidak ada respon. Idealnya, ketika memeriksa kesadaran korban, kita panggil korban sambil kita tepuk bahunya agak keras untuk melihat respon.
Ketika menyadari Onodera tidak memberikan respon saat dipanggil, Kite mencoba mendengarkan suara napas Onodera. Logikanya memang kalo nggak ada napas, ya pasti nggak ada denyut jantung. Panggil bantuan tentunya di sini nggak perlu, karena ya dia tidak sendirian. Setelah itu dia langsung mulai melakukan kompresi dada, sambil berhenti untuk memberikan bantuan napas. Meskipun tidak digambarkan tepat 30 kompresi dan 2 napas, tapi masih bisa diterima. Karena nggak mungkin nyari AED di situ jadi di-skip aja.
Kite lanjut terus melakukan RJP tapi belum ada respon. Baru setelah dilakukan pemukulan dada (precordial thumping) oleh Kite, Onodera memberikan reaksi/respon. Setelah ada respon, mereka langsung memiringkan posisi Onodera. Sekedar catatan aja, precordial thumping sudah nggak dimasukkan sebagai tindakan yang wajib dilakukan dalam RJP.
Penggambaran RJP di anime ini sebagian besar sudah mengarah ke urutan tindakan yang benar. Tentu kalo mau dibilang 100% akurat ya nggak, tapi sebagai media tontonan secara keseluruhan nggak melenceng terlalu jauh.
Anime yang ini juga punya adegan RJP, bahkan sampai ke pemakaian AED. Mungkin staf yang menggarap proyek ini pernah mengikuti pelatihan bantuan hidup dasar, atau ya mereka pelajari dulu apa saja yang harus dilakukan untuk kemudian diimplementasikan di animenya.
Ketika Inaho menemukan Asseylum tidak sadarkan diri di kamar mandi, dia langsung melakukan pemeriksaan denyut nadi dan napas. Di situ sepertinya ingin digambarkan cara Inaho membuka jalan napas Asseylum menggunakan teknik head-tilt/chin-lift. Setelah dia tidak mendapatkan denyut nadi atau gerak napas, Inaho segera memulai kompresi dada dan minta ke Eddelrittuo untuk segera ambil handuk dan bilang kalau dia mau melakukan defibrilasi. Kalau lihat alat yang dipake sama Inaho, ya itulah yang dinamakan AED. Alat defibrilasi otomatis yang bisa membaca irama jantung dan bila perlu akan memberikan kejut (shock) jantung.
Kalau kita urutkan dari awal, Inaho minta handuk untuk mengeringkan badan Asseylum, ini udah bener. Tapi itu di kamar mandi? Bahaya dong? Ya bisa dibilang begitu, tapi secara teoritis, dilakukan di daerah bersalju atau puddle of water (dalam jumlah kecil) juga dikatakan masih aman. Kalau itu berendam di bathtub, atau kolam renang, ya harus dikeluarin dulu atau digeser agak jauh dari air. Yang penting adalah paddle AED harus kontak langsung dengan permukaan tubuh pasien yang kering, tidak terhalang bulu/rambut dada, pakaian, ataupun patch medis (koyo misalnya … )
Kemudian karena Inaho di situ dengan Eddelrittuo, dia melakukan RJP sambil minta Eddelrittuo mengambilkan handuk dan mungkin AED. Ini juga benar, ketika ada 2 orang penolong, ya yang satu fokus ke kompresi + napas, yang satunya panggil bantuan atau ambil peralatan pertolongan pertama, yang dalam kasus ini untungnya bantuan udah dateng sendiri (Bu Kapten, lupa namanya)
Setelah AED datang si Inaho langsung persiapan melakukan kejut jantung, bahkan dia sebutin energi yang dipakai adalah 200 Joule. Ini standar yang biasa digunakan pada defibrilator bifasik … err … kayaknya bahasnya kejauhan kalo sampe situ. Anyway, AED sebenernya sudah punya standar Joule sendiri, jadi pengguna tidak perlu lagi setting, mungkin di situ ceritanya Inaho menyebutkan sebagai bentuk konfirmasi (dan itu penting dalam resusitasi).
Bagusnya lagi, setelah AED memberikan kejut jantung, Inaho langsung menyambung dengan melanjutkan tindakan kompresi. Hal ini sangat penting karena setiap terjadi pemberian kejut jantung, aliran listrik jantung ‘di-reset’ sehingga ada periode asistol atau flatline sebelum kembali berdenyut, nah di celah waktu inilah kompresi jantung harus diberikan untuk memastikan sirkulasi tetap berjalan.
Secara keseluruhan, adegan RJP di Aldnoah Zero ini yang paling bagus. Bagus dalam artian mereka membuat adegannya bener-bener mengikuti prosedural yang baku, bahkan posisi tubuh dan cara Inaho melakukan kompresi itu digambarkan dengan baik. Sekali lagi, nggak mungkin juga digambarkan sesuai teori, tapi secara garis besar kita bisa menangkap apa yang dilakukan oleh Inaho itu merupakan tindakan yang benar.
Anime ini bisa ditonton gratis di BStation, tapi per 19 Agustus 2022 dijadikan versi Premium (berbayar).
Adegan RJP Lainnya
Bagaimana dengan yang lainnya? Ya… gimana ya. Kebanyakan mungkin tidak terlalu mementingkan masalah kebenaran tindakannya, lebih ngutamain seru atau tegang aja ceritanya. Apalagi efek dramatis ketika misalnya udah sekuat tenaga, sampai mulai hopeless, terus tiba-tiba korbannya terbangun karena mendengar lolongan si penolong.
Atau yang … ehem … tidak seharusnya dilakukan tapi dilakukan. Apa itu? Yang paling populer tentunya adalah ketika flatline atau asistol, supaya “bangun” lagi, dilakukan kejut jantung. Udah gitu di monitor EKG-nya tiba-tiba muncul tut—tut satu-satu, dan secara dramatis denyut jantungnya muncul lagi. Padahal seperti tadi dibilang pas bahas Inaho pake AED, kejut jantung itu me-reset denyut jantung dan bisa mengakibatkan flatline untuk beberapa saat. Ya kali, kondisi yang udah flat malah dibikin flat lagi.
Berikut ini beberapa contoh klip yang ditemukan di YouTube.
Itu diambil dari Supernatural the Animation episodenya… nggak tau 😅. Awal-awal kayaknya bener ya, melakukan RJP ketika gambaran monitornya flatline alias garis datar aja, tapi kok abis itu minta charging 360 Joule dan dilakukan defibrilasi.
Diambil dari anime Mahou Shoujo Site episode 5. Sama juga, masih menggambarkan kalau kondisi flatline itu ditolong dengan menggunakan kejut jantung. Tapi di sini ada lagi penggambaran yang tidak tepat, dan berbahaya, apalagi ini dilakukan dokter di sebuah RS. Apa itu? Ya liat aja. Dia melakukan defibrilasi pada pasien yang masih tertutup baju dadanya. Bukan supaya adegannya jadi ecchi atau porno ya, tapi melakukan defibrilasi pada pasien dengan pakaian masih menutupi itu bahaya. Kalau timbul percikan listrik bisa menimbulkan api ketika kena bahan pakaian, belum lagi energi yang dilepaskan jadi tidak optimal.
Yang di atas itu diambil dari anime Coppelion episode 7. Ini yang paling … euh … ngawur. Dramatis mungkin, tapi, mana ada dilakukan defibrilasi sambil ada yang megangin pasiennya kayak gitu? Harusnya itu cewek yang megangin perban udah mental karena kesetrum dan bisa fatal. Please kalau sampai pernah ketemu kondisi di mana akan dilakukan defibrilasi, pastikan tidak ada orang yang lagi megang pasiennya. Bahkan penolongnya pun harus minggir semua. 😓
Sebenernya ada lagi klip dari anime tentang resusitasi, cuma ada yang nggak disensor, jadi batal buat dimasukin sini. Intinya masih sama sih, ada kejadian flatline terus ya gitu, disetrum-setrum supaya bangun. Kalau soal adegan RJP tanpa alat yang pakai mouth to mouth kayaknya banyak sih di anime-anime lain, tapi ujungnya masalah nyerempet-nyerempet ke ciuman. Jadi lebih ditekankan ke romance/comedy, bukan fokus ke RJP-nya.
Pada dasarnya RJP terutama pada tahap bantuan hidup dasar adalah sebuah pengetahuan yang bermanfaat untuk diketahui oleh semua orang, medis maupun awam, karena tindakan yang paling sederhana seperti kompresi dada itu sudah bisa membantu menyelamatkan nyawa seseorang. Menyenangkan ketika pembuat anime mencoba menggambarkan tindakan itu sesuai kaidah yang berlaku, paling tidak dengan begitu bisa memotivasi penontonnya untuk mencari tahu dan belajar (kalo mau … )
Pernah dengar Mazinger X? Tenang… X di sini bukan berarti ini parodi yang bertema ‘dewasa’ ya. Bukan juga seri terbaru dari waralaba Mazinger, dan jelas bukan prequel dari Mazinger Z karena huruf X urutannya lebih dulu dari Z.
Kalau Mazinger Z, penggemar super robot sudah pasti pada kenal (anggap aja gitu). Buat yang belum kenal, Mazinger Z bisa dibilang sebagai ‘nenek moyang’ anime beraliran super robot karena anime buatan Nagai Go, yang dirilis tanggal 3 Desember 1972 ini adalah pertama kalinya ada serial anime yang bertema robot dengan pilot yang mengendalikannya secara langsung. Sebelumnya memang ada anime yang memperkenalkan robot raksasa seperti Tetsujin 28 (alias Gigantor buat para pemirsa barat) yang rilis tahun 1963, tapi Tetsujin dikendalikan dengan menggunakan pengontrol jarak jauh yang dioperasikan oleh Kaneda Shotaro. Jadi ‘pilot’-nya tidak mengendalikan robot secara langsung. Sementara dalam konsep Mazinger Z, Kabuto Koji sebagai pilotnya, mengendalikan langsung Mazinger dengan menggunakan Hover Pilder yang berada di kepala Mazinger Z.
Apakah Mazinger X ini serial pendahulu sebelum Mazinger Z diciptakan? Jawabannya adalah: bukan. Bahkan secara produksi pun, Mazinger X itu baru diproduksi tahun 1978, alias 6 tahun setelah Mazinger Z. Apakah semacam serial TV juga seperti Mazinger Z yang jumlah episodenya belum tersaingi oleh serial super robot lain sampai sekarang (92 episode)? Bukan juga, Mazinger X ini dirilis dalam bentuk movie. Apakah bentuk robotnya sama atau mirip dengan Mazinger Z? Jawabannya adalah: tentu tidak. Lalu seperti apa wujud dari Mazinger X ini? Nah … inilah dia wujud dari Mazinger X *drumrolls*
Ngawur, itu kan Grendizer, super robot buatan Nagai Go yang lain. Tet-tot! Ternyata bukan juga, karena Grendizer yang asli, tanduknya nggak polosan gitu, tapi seperti 2 tanduk yang bertumpuk kayak di bawah ini. Beda tipis lah ya.
Lalu sebenernya siapa Mazinger X ini?
Judul asli dari Mazinger X ini adalah : Dallyeola Majing-ga-X (Run Mazinger X) atau dalam aksara aslinya 달려라 마징가 X (please correct me if I’m wrong). Sebuah animasi dari Korea Selatan yang diproduksi pada tahun 1978 dan disutradarai oleh 김현용 (Kim Hyun-yong, again, please correct me if I’m wrong)1 di mana pada saat itu mungkin masalah nasionalisme menjadi perhatian utama, jadi sepertinya masuk akal kalau sesuatu yang asalnya dari bangsa yang pernah menjajah akan sulit diterima tapi untuk ‘menjembatani’ dibuatlah versi kearifan lokalnya. Atau ya, bisa jadi masalahnya lebih sederhana, yaitu plagiarisme, kurangnya kreativitas, dan cuma modal tinggal copas aja apa yang menjadi trend di belahan dunia lain tanpa ada alasan politis atau lainnya.
Pernah nonton? err … pernah. Dan terus terang, meskipun bisa nangkep sedikit-sedikit tapi tetap kesulitan karena nggak paham bahasa Korea. Abis nonton akhirnya ya coba browsing untuk cari yang pernah nonton juga atau paling tidak sinopsisnya. Ternyata susah sodara-sodara. Akhirnya coba cari di gugel dengan huruf aslinya, muncul sih beberapa blog dalam bahasa Korea, dan ya sekalian aja minta tolong gugel untuk terjemahin. Salah satu yang kayaknya lumayan membantu mengikuti ceritanya (nggak sampe paham banget sih, tapi lumayan) adalah yang ada di blog ini2
Jadi, ceritanya, (mohon maap, nama-nama agak kurang paham yang bener siapa aja, jadi nggak cantumin nama tokoh) ada pangeran yang berhasil kabur ketika kerajaannya diserang oleh pihak musuh. Saat kabur dia terpisah sama adik perempuannya jadi dia tidak tahu apakah adiknya ini selamat atau nggak. Dia kemudian bergabung bersama tim peneliti dari bumi dengan laboratorium yang kebetulan sama kayak laboratoriumnya Profesor Genzo Umon (dari UFO Robo Grendizer), dengan talang air yang bisa kebuka dan si Mazinger X ini meluncur keluar dari situ. Secara garis besar, cerita selanjutnya jelas lah, mereka bekerja sama melawan alien musuh yang menyerang, mempertahankan bumi, dst dst. Original sekali bukan? Bukan.
Selain jalan cerita yang ‘kayaknya gue tau nih‘, ternyata dalam film ini juga banyak cameo dari tokoh-tokoh anime super robot Jepang, bahkan beberapa adegan mengingatkan kepada adegan di versi animasi Jepang. Coba kalo kita kasih tangkapan layarnya, mungkin ada yang langsung bisa mengenali “loh, ini kan si anu dari anime anu“, atau “kayak pernah liat adegan ini“. Sepertinya mereka memang dikontrak khusus mungkin biar penonton merasa familiar baik secara cerita maupun tokoh. Eh, tapi endingnya agak ada twist-nya dikit sih, bisa dilihat di gambar terakhir.
Tanpa bermaksud menyalahkan atau membenarkan, rasanya pada suatu masa dan di sebuah tempat, kejadian seperti ini bisa dan kemungkinan besar masih terjadi sampai sekarang. Sebenernya masih ada beberapa lagi judul dari negara yang sama (8-9 judul lagi mungkin?) dan mungkin kalo penggemar super robot anime nonton akan berpikir: “lah, ini kan … “. Entah itu disebut sebagai inspired by atau emang blatant plagiarism tapi ya tetep pemirsa yang tau akan mengerutkan dahi ketika menonton, dan kadang penasaran juga, apa yang kira-kira ada di benak penciptanya ketika melihat hal seperti ini.
Terlepas dari itu semua, mungkin yang terpenting adalah, apakah praktek seperti ini akan terus dilanjutkan atau tidak? Apakah ‘jiplakan’ itu akan menjadi kebiasaan atau justru mendorong kreativitas dan pada akhirnya menciptakan sesuatu yang benar-benar original? Untuk Korea Selatan sendiri, di Indonesia sini mungkin perkembangan animasinya kurang keliatan ‘hasilnya’ karena lebih banyak K-Pop dan K-Drama yang masuk. Apakah ada, mungkin, ‘kembaran’ dari … Gurren Lagann misalnya?
Mari coba bahas 3 short anime movies, yang lumayan “menarik” 😉
Katsuhiro Otomo (AKIRA) di tahun 1995 pernah bikin short stories diangkat jadi 3 movie pendek Kanojo no Omoide (Magnetic Rose), Saishuu Heiki (Stink Bomb), dan Taihou no Machi (Cannon Fodder). Dari 3 movie ini yang paling diinget memang yang kedua, dan belakangan jadi inget lagi karena … yah … coba kita liat aja dulu. 🤭
Kanojo no Omoide, Taihou no Machi, Saishuu Heiki
Kanojo no Omoide
Movie pertama berjudul Kanojo no Omoide (disutradarai Morimoto Kouji, salah satu animator AKIRA) bercerita tentang kapal luar angkasa bernama “The Corona” (❗) yang mencoba mencari sumber panggilan darurat dan menemukan sebuah kapal yg dulunya milik seorang diva bernama Eva Friedel (seiyuu: Takashima Gara). Dikatakan bahwa dia menghilang setelah ada kabar kematian tunangannya yang bernama Carlo Rambaldi.
Heintz Beckner (seiyuu: Isobe Tsutomu) dan Miguel Costrela (seiyuu: Yamadera Kouichi), awak kapal Corona yang mencoba mencari sumber panggilan darurat di dalam kapal itu ternyata malah ‘terjebak’ dan mengalami halusinasi yang dipicu oleh AI (artificial intelligence). Mereka merasa seperti melihat dan bertemu dengan Eva yang kemudian berusaha membunuh Heintz dan ingin membuat Miguel tetap tinggal di situ sebagai “Carlo”. “Eva” yang merupakan manifestasi dari memori Eva selama hidup itu memberitahu Heintz bahwa sebenarnya dialah pembunuh Carlo karena Carlo menolak untuk menikah dengannya.
Eva Friedel
Dalam upaya mereka untuk melarikan diri dari jebakan itu, kapal Corona akhirnya hancur, Miguel “hidup” dalam memori Eva, dan Heintz yang mengapung di luar angkasa dalam keadaan masih hidup.
Sekedar info tambahan, movie pertama ini sepertinya lebih populer karena seringkali yang dibahas malah keterlibatan Kon Satoshi di bagian screenplay dan Kanno Yoko yang menangani musiknya. Kedua nama ini (selain Otomo sendiri) memang sangat terkenal di dunia anime.
Saishuu Heiki
Saishuu Heiki atau Stink Bomb adalah movie kedua yang disutradari Okamura Tensai yang dulu juga mengerjakan proyek Darker Than Black. Dikatakan bahwa cerita Saishuu Heiki ini mengambil ide dari kisah nyata tentang seorang pasien bernama Gloria Ramirez, seorang penderita kanker stadium lanjut yang ketika dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan tetapi pada akhirnya malah mengakibatkan beberapa tenaga kesehatan yang kontak langsung dengannya menjadi sakit, mengalami sesak nafas, bahkan ada yang sampai dirawat di ICU selama 2 minggu. (❗)
Tanaka Nobuo (seiyuu: Hori Hideyuki) adalah seorang analis di laboratorium perusahaan farmasi yang sedang mengalami flu (atau gejala menyerupai flu?) (❗). Dia sudah berobat dan mencoba minum berbagai macam obat flu yang ada, termasuk mendapatkan suntikan tetapi tidak kunjung membaik. Sampai di tempat kerjanya dia menemukan sebotol obat yang masih dalam tahap percobaan. (❗) Mengira obat itu bisa membantunya, dia mencoba minum obat yang misterius tadi. Setelah minum obat, dia merasa badannya lemas sehingga memutuskan untuk istirahat sebentar.
Sementara itu, kepala laboratorium tersebut mencari botol berisi obat eksperimen miliknya yang hilang. Dengan panik orang itu mencoba mencari ke mana-mana dan ketika diberitahu ada kemungkinan Nobuo yang membawanya, diapun segera mencari Nobuo. Di saat yang bersamaan, para pegawai laboratorium itu mulai mencium adanya aroma asing (❗) di seluruh gedung dan tidak diketahui sumbernya.
Nobuo yang sedang istirahat kemudian terbangun dan dia sangat terkejut ketika melihat bahwa semua orang yang ada di laboratorium itu sudah tergeletak mati. Dalam kepanikannya dia berusaha menemui kepala laboratorium yang ditemukannya sudah dalam keadaan tewas di ruangannya dalam posisi ingin mengaktifkan alarm tanda bahaya ancaman biologis. Di ruangan kepala laboratorium ini Nobuo berhasil menghubungi petinggi perusahaan yang mengatakan kepadanya untuk segera mencari dokumen yang berkaitan dengan obat tersebut yang ternyata adalah sebuah senjata biologis eksperimen yang sedang dikembangkan secara rahasia.
Ketika Nobuo berusaha membawa dokumen itu, tanpa disadari dia telah mengakibatkan kematian warga seluruh kota itu dengan ‘bau tubuh’-nya (❗). Pemerintah yang sudah mendapat laporan mengenai kejadian ini kemudian memutuskan untuk mengirim militer ke kota itu dan melakukan lockdown (❗). Nobuo sendiri masih tetap dengan pemikirannya, berusaha untuk menuju ke kantor pusat demi memberikan dokumen rahasia yang dibawanya.
Pihak militer mengalami kesulitan karena ternyata masker yang digunakan oleh para pasukan tidak mampu menangkal gas beracun yang keluar dari tubuh Nobuo. Oleh karena itu pemerintah Jepang kemudian meminta bantuan kepada Amerika Serikat dan pihak militer AS mengirim anggota pasukan khusus mereka yang diperlengkapi baju astronot (❗) milik NASA untuk menangkap Nobuo.
Ketika mereka berhasil menangkap Nobuo, mereka segera membawanya kembali ke markas dan menyerahkan dokumen kepada para petinggi di sana. Tetapi mereka terkejut karena ternyata yang memakai pakaian astronot itu bukanlah prajurit AS, melainkan Nobuo yang kemudian membuka baju astronotnya sehingga keluarlah gas mematikan itu dari dalam baju dan memenuhi ruangan itu…
Taihou no Machi
Dalam dunia Taihou no Machi diceritakan mengenai sebuah kota yang sebagian besar terdiri dari meriam (cannon) dan meriam-meriam ini secara berkala menembak ke luar dinding kota.
Seorang anak dan ayahnya bekerja di kota ini sebagai pengisi peluru meriam. Seumur hidupnya, si anak hidup dalam kota dengan dinding pelindung (❗) dan bangunan-bangunan yang dilengkapi dengan meriam. Dalam pengetahuannya, meriam-meriam itu digunakan untuk melindungi kota dari ‘musuh’ yang selama ini belum pernah dilihatnya.(❗) Dilandasi pemikiran itu, si anak bercita-cita menjadi orang yang mengendalikan salah satu meriam itu dan menembakkannya ke arah musuh.
Cerita movie ketiga ini memang sepertinya sengaja dihentikan sampai situ oleh sutradaranya, yaitu Katsuhiro Otomo sendiri. Tidak diceritakan mengenai siapa sebenarnya ‘musuh’ yang mereka hadapi, atau apakah si anak akhirnya berhasil menjadi yang dia cita-citakan.
Dari ketiga movie tadi, gue merasa melihat sesuatu yang menarik dan sangat berkaitan dengan keadaan di dunia nyata saat ini. Mungkin dianggap terlalu menghubung-hubungkan, ya nggak apa-apa juga, tapi rasanya sayang kalau dilewatkan. 😁
Di movie pertama, jelas yang langsung ‘ketangkep’ adalah nama kapalnya. Yap, The Corona, nama yang sedang populer selama 2-3 tahun terakhir (nggak bagus sih populernya, tapi ya… populer). Kalau kita lihat juga, di sini yang tadinya ‘penolong’ justru akhirnya juga menjadi ‘korban’, bahkan nasib (salah satu dari) mereka pun jadinya nggak jelas, terapung di luar angkasa, dalam keadaan masih hidup, tapi nggak tau untuk berapa lama. Terasa seperti sebuah metafora…
Movie kedua menurut gue paling ‘terasa mendekati’. Dari awalnya ada si Nobuo yang sakit flu, itu first clue. 😁 Diobatin pake obat flu biasa kok nggak sembuh. Coba minum macem-macem obat, nggak sembuh. Berobat dan dapet suntikan, nggak sembuh. *mulai mengarah 😁Setelah dia mencoba macem-macem obat dan minum obat eksperimen, ternyata dia menjadi “patient zero”, di mana bau yang muncul dari badannya menyebar lewat udara dan mengakibatkan kematian orang-orang di sekitarnya (aerosol? *shrug). Sebagai akibatnya, kota tempat dia berada di-lockdown oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran bau mematikan itu. *wow … Bahkan tim yang dikerahkan untuk menangkap Nobuo, harus mengenakan pakaian astronot untuk bisa mendekati dia *hazmat suit anyone? 😁 Dan satu hal lagi yang menarik di sini adalah “bau”, di film sih diceritakan orang seperti mencium bau/aroma yang aneh dulu sebelum mereka tewas. Bayangkan kalo misalnya anosmia…
Movie ketiga menceritakan tentang anak yang tumbuh besar di sebuah kota yang terlindungi tembok, jangan-jangan ini yang dimaksud “anak pandemi”? Dari kecil hidup dalam lingkungan ‘tertutup’ karena resiko terpapar kalo ‘main ke luar’? Dan ceritanya si anak dikasih tau kalo mereka harus melindungi diri dari musuh yang dia belum pernah lihat sebelumnya, entah karena nggak bisa dilihat dengan mata biasa, atau … ?
Note Tadinya mau masukin link ke retrocrush di sini, tapi sepertinya video Magnetic Rose sudah di-private, dan 2 movie lainnya nggak tersedia. 🙏