Blog

Psycho Pass Ended

Sebenernya udah tamat seminggu yang lalu. Tapi karena ini salah satu judul yang diikuti dari musim sebelumnya, ada baiknya ‘ditutup’ dulu. Spoiler juga nggak apa-apa karena toh udah tamat.

The Premise

psycho-pass-anime

Di masa yang akan datang, kehidupan masyarakat di Jepang berada di bawah pengawasan dan penilaian dari Sybil System. Sebuah sistem yang tidak diketahui oleh masyarakat seperti apa wujud dan bagaimana cara kerjanya, tetapi dipercaya dan dipatuhi sebagai penentu dari perilaku masyarakat itu sendiri.

Sybil System mengawasi semua kegiatan dan aktivitas masyarakat dan “menilai” serta “menghakimi” seseorang berdasarkan kondisi mental atau stabilitas kejiwaan mereka. Sybil dapat mengukur tingkat kestabilan kejiwaan tersebut dan memberikan ‘penilaian’ mulai dari orang yang tidak berbahaya, sampai ke orang yang kondisi mentalnya dianggap mengancam keselamatan masyarakat. Orang-orang seperti itu dinilai mempunya “Crime Coefficient” yang tinggi.

Untuk menjaga stabilitas keamanan, dibentuklah sebuah lembaga seperti kepolisian yang terdiri dari 2 tipe penegak hukum, Inspector dan Enforcer. Inspector adalah orang-orang yang dianggap memiliki stabilitas kejiwaan yang baik dan mereka diberi tugas untuk memimpin sebuah investigasi serta mengawasi para Enforcer. Para Enforcer ini sendiri adalah orang-orang yang mempunyai Crime Coefficient yang tinggi tetapi mereka tetap dapat menjaga perilaku mereka sehingga mereka disebut sebagai “Latent Criminal”. Para Inspector selain bertugas mengawasi mereka, juga harus mengambil tindakan apabila seorang Enforcer menunjukkan tanda-tanda akan melakukan suatu tindak kriminal.

Dalam menjalankan tugas, baik para Inspector maupun para Enforcer, dibekali senjata khusus yang disebut sebagai ‘Dominator’, yaitu sejenis pistol khusus yang hanya bisa dipakai apabila pemegang senjatanya mendapat otorisasi dari Sybil System. Ketika seseorang memegang senjata tersebut, Sybil System akan melakukan pemindaian dan apabila orang tersebut mendapat ijin dari Sybil System, barulah Dominator bisa dipergunakan. Apabila seorang Inspector atau Enforcer mengarahkan senjata tersebut ke arah seseorang, maka akan muncul hasil pemindaian Sybil terhadap sang ‘target’, dan jika orang itu mempunyai Crime Coefficient yang cukup tinggi, maka Sybil akan langsung menentukan tipe tindakan untuk orang tersebut, mulai dari stun mode yang hanya melumpuhkan sampai mode eliminator alias penghancur/pembunuh.

The Characters

PSYCHO-PASS

Tsunemori Akane adalah seorang fresh graduate dari pendidikan Inspector. Di hari pertamanya masuk kerja, ia sudah langsung dipanggil ke TKP untuk mengejar seorang tersangka. Di lokasi dia bertemu dengan Nobuchika “Gino” Ginoza, Inspector yang memperkenalkannya dengan para Enforcer: Masaoka Tomomi, Kunizuka Yayoi, Kagari Shusei, dan Kogami Shinya. Akane yang baru pertama kali bertugas di lapangan melihat sendiri bagaimana cara kerja para Enforcer, terutama Kogami.

Kogami sebenarnya dahulu adalah seorang Inspector, tetapi ketika sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang melibatkan seseorang bernama Makishima Shogo, ia menjadi seperti terobsesi dengan keinginannya untuk menangkap Makishima. Apalagi setelah partnernya, seorang Enforcer, terbunuh ketika menyelidiki kasus tersebut tanpa berhasil membuktikan adanya keterlibatan Makishima (dan sepertinya keberadaan Makishima itu sendiri seolah dianggap hanya khayalan), sehingga Kogami dianggap mengalami kondisi kejiwaan yang akhirnya membuat Sybil menggolongkannya ke dalam latent criminal. Ginoza yang dulu merupakan rekan sesama Inspector dengan Kogami, menyarankan Akane agar tidak terlalu terlibat secara personal dengan Kogami karena ia tidak ingin Akane berakhir seperti Kogami.

Sementara bagi Akane sendiri, ia sangat mengagumi cara berpikir dan tindakan Kogami yang menurutnya menunjukkan kemampuan deduktif yang hebat sebagai seorang penyidik. Dan ketika ia melihat sendiri sahabatnya dibunuh oleh orang yang bernama Makishima itu di depan matanya sendiri, Akane pun memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh tentang Makishima bersama dengan Kogami.

The Plot

Psycho-Pass

Makishima adalah orang yang tidak pernah dideteksi oleh Sybil System sebagai seorang latent criminal karena Crime Coefficient-nya selalu rendah, tidak pernah mencapai ambang batas yang bisa dianggap berbahaya oleh Sybil, oleh karena itu Dominator tidak ada fungsinya di hadapan Makishima. Makishima sendiri melakukan semua itu dengan tujuan untuk mencari tahu, seperti apa sebenarnya Sybil System itu dan ia ingin menciptakan suatu keadaan di mana manusia bebas mengungkapkan emosinya tanpa harus khawatir akan dideteksi dan dibatasi oleh Sybil dan ia sama tidak peduli jika hal itu bisa mengakibatkan terjadinya kekacauan dan kriminalitas yang meningkat. Dan ketika ia berhasil menciptakan kekacauan itu, ia pun kemudian berusaha mencari tahu seperti apa Sybil System sebenarnya.

Sybil System ternyata sebenarnya adalah sebuah komputer yang bertindak berdasarkan ‘pemikiran kolektif’ dari otak beberapa manusia yang diawetkan dan terdiri dari otak orang-orang yang dianggap istimewa karena mereka tidak terikat oleh norma, moral atau aturan masyarakat sehingga mereka dianggap mampu memberikan penilaian yang tidak bias. Salah satu dari ‘pemikiran kolektif’ ini ternyata berasal dari seorang pembunuh berantai yang tidak pernah tertangkap atau diketahui keberadaannya. Ternyata dia telah menjadi bagian dari Sybil System. Sistem yang menjadi ‘penuntun’ kehidupan masyarakat, sistem yang menentukan apakah seseorang bersalah atau tidak, layak direhabilitasi atau justru untuk langsung dibunuh. Dan menurut ‘pemikiran’ Sybil, Makishima adalah salah satu kandidat untuk dijadikan bagian dari mereka karena Makishima dianggap tidak peduli terhadap konsep baik dan buruk yang ada dalam masyarakat sehingga bagi Sybil dia dianggap sebagai sebuah ‘aset’ berharga karena pemikirannya tidak akan dipengaruhi oleh hal-hal tersebut.

Setelah berhasil menangkap Makishima, atasan Ginoza mengambil alih pengawasan atas Makishima. Ternyata bahwa atasan Ginoza sebenarnya hanyalah sebuah ‘boneka’ yang bisa diisi oleh Sybil. Di situ Sybil mengungkapkan kepada Makishima bahwa mereka justru menginginkan Makishima untuk dijadikan sebagai salah satu bagian dari mereka. Makishima menyatakan bahwa dia tidak tertarik dan melarikan diri. Ia merencanakan untuk membuat teror biologis dengan cara menebar virus di ladang gandum yang menjadi sumber pangan seluruh negeri. Sementara itu tim Ginoza dan Akane mulai merenggang setelah mereka kehilangan Kagari ketika sedang mengejar Makishima. Ginoza sebagai pemimpin merasa bahwa mereka harus mengikuti perintah atasan, sementara Akane dan yang lainnya mulai mempertanyakan apakah itu hal yang benar untuk dilakukan.

Kogami pun ‘disingkirkan’ oleh atasan Ginoza karena dia dianggap berbahaya dan bisa membunuh Makishima yang pada awalnya diinginkan oleh Sybil System. Kogami kemudian melarikan diri dari kepolisian dan menyelidiki (memburu) Makishima sendirian. Oleh karena itu, Kogami dianggap sebagai salah satu kriminal berbahaya dan Sybil memerintahkan untuk menangkap bila perlu membunuh Kogami sebelum ia membunuh Makishima. Untuk menghadapi situasi ini, Sybil System akhirnya memilih untuk memanggil Akane yang sebenarnya bisa juga dikategorikan sebagai ‘anomali’ seperti Makishima meskipun ada perbedaannya karena Akane selalu mempunyai pola pikir yang jujur dan sederhana sehingga Crime Coefficientnya tidak pernah tinggi.

Sybil System menunjukkan wujud aslinya kepada Akane, sekaligus meminta Akane untuk menangkap Makishima hidup-hidup. Ia setuju dengan syarat bahwa ia yang akan melakukan penyelidikan, dan ia meminta Sybil untuk membuat senjatanya hanya bisa melumpuhkan tanpa harus melukai atau membunuh target. Ia tidak ingin melukai atau membunuh Kogami dan akan menangkap Makishima hidup-hidup. Akane yang sudah mulai berpikir seperti Kogami, mencoba untuk mengikuti petunjuk yang ditinggalkan oleh Kogami sehingga akhirnya mereka bisa menyusul Makishima ke ladang tersebut.

Ketika melakukan pengejaran, Makishima membunuh Masaoka (yang sebenarnya adalah ayah Ginoza yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai penyidik sehingga meninggalkan Ginoza dan ibunya). Ginoza yang kehilangan ayahnya dan mengalami luka berat di lengan membuat Akane terpaksa memburu Makishima sendirian.

Makishima ternyata sedang bertarung dengan Kogami dan dalam pertarungan itu Makishima terluka parah. Akane yang berhasil menyusul Kogami kemudian mengambil pistol Kogami dan memberikan Dominatornya kepada Kogami. Ketika Makishima berusaha melarikan diri dengan truk, Akane berhasil menembak roda truknya sehingga mereka berdua terlempar ke ladang gandum.

Makishima yang terluka parah meninggalkan Akane di ladang karena ia hanya ingin mati di tangan Kogami. Kogami yang menyusul Akane akhirnya mengambil kembali pistolnya dan mengejar Makishima dan pada akhirnya membunuh Makishima kemudian Kogami pun menghilang.

Setelah kejadian itu, Akane menyatakan ketidaksetujuannya kepada Sybil System dan mengatakan bahwa untuk saat ini ia harus mengakui Sybil System masih merupakan pilihan terbaik untuk kehidupan masyarakat, tetapi ia mengatakan bahwa suatu hari nanti pasti akan ada yang menghentikan Sybil System. Ia pun melanjutkan pekerjaannya sebagai Inspector sementara Ginoza sekarang sudah menjadi Enforcer setelah melalui permasalahannya dan ‘berdamai’ dengan mendiang ayah dan masa lalunya.

Yah, not bad lah buat endingnya. Bukan ngarep banget, tapi rasanya sih masih mungkin lah untuk dibikin lanjutannya. Kogami returns mungkin. Either way, closingnya hmm … kalo memang nggak mau dibikin lanjutannya ya berarti, nggantung.

Anyway, kalo Sybil System itu memang dibangun menggunakan pemikiran kolektif semacam itu, dengan ngumpulin otak manusia untuk disambung satu sama lain, berarti seandainya Kogami nggak tembak di kepala, Makishima masih bisa direkrut oleh Sybil. Dan sepanjang cerita kita difokuskan kepada Kogami vs Makishima, tapi menjelang akhir, muncul ‘penjahat’ lain, Sybil System. Dan kalo diliat dari sisi yang sama sekali berbeda, mungkin keinginan Makishima itu sebenernya ada baiknya. Dia ingin manusia bebas memilih apa yang akan dia lakukan, bukan ditentukan oleh Sybil System yang sedemikian jauhnya mengatur kehidupan, sampai kepada jenis pekerjaan yang dianggap sesuai.

In the end, sebenarnya who’s the real enemy? Makishima kah? atau Sybil System? What would you do kalo seluruh aspek kehidupanmu diatur dan ditentukan oleh sebuah mesin yang menggunakan pemikiran kolektif di mana salah satunya adalah dari seorang psikopat yang melakukan pembunuhan berantai? Atau mungkin sebenernya dalam hal ini Makishima itu justru ‘memerdekakan’ manusia?

Mungkin itu pertanyaan yang pengen diangkat ama Gen dan Fukamin. ^^;

 

Dan mari kita tunggu, anime apa yang bakalan ngisi time slot Psycho Pass … 😀

Standard

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.