Hmm … Sebenernya sih semua memang pada tamat anime yang ditonton. Selain karena memang tutup tahun, tapi juga kebanyakan pada ‘tutup musim’ juga. Beberapa memang tamatnya ya … begitu aja, nggak ada konklusi atau penyelesaian yang definitif. Mungkin karena mau dibikin season berikutnya, mungkin karena materinya yang kurang karena kedeketan ama versi manga-nya, mungkin ratingnya yang nggak bagus, atau ya memang nggak didanai lagi. Either way, kenapa Valvrave yang dibahas? Hmm, bukan karena ini judul yang paling populer, tapi karena dari semua yang tayang di musim gugur, ini yang merupakan season 2, jadi ya wajar dong kalo mengharapkan ada “penyelesaian” sebagai penutup cerita yang sudah dibangun sejak season 1.
Singkatnya, season 2 melanjutkan cerita di mana anak-anak JIOR berusaha melawan Dorssia (yang sudah berada di bawah kendali 101 dalmatian err … Council of 101) dengan bantuan L-Elf. Setelah melewati berbagai kejadian, mereka berhasil pergi ke bumi dan kembali ke Module 77 dengan membawa orang-orang JIOR yang ada di bumi. L-Elf yang berusaha menyelamatkan Lieselotte, gadis yang selama ini dia cintai, akhirnya mengalami depresi karena kehilangan Lieselotte yang mengorbankan dirinya demi menyelamatkan L-Elf dan yang lain. Sementara itu, Saki yang tertinggal di bumi disandera oleh Dorssia dan digunakan sebagai obyek untuk menyebarkan cerita bahwa para pilot Valvrave adalah alien pemangsa manusia dan harus dibunuh. Sebagai akibatnya, banyak siswa yang dibantai oleh para manusia yang tidak tahu bahwa sebenarnya Council of 101 – lah yang sebenarnya hidup dari ‘memangsa’ manusia.
Dalam ketakutannya, para siswa yang terpecah belah itu kemudian menyerahkan Haruto dan L-Elf kepada Dorssia dengan janji bahwa para siswa itu akan dibebaskan setelah mereka menyerahkan Haruto dan L-Elf. Dan seperti sudah bisa ditebak, semua itu hanya tipuan untuk menangkap Haruto dan L-Elf. Dalam kekacauan itu, Haruto dan L-Elf terdampar di bulan sementara Inuzuka tewas melindungi para siswa meskipun saat itu mereka sudah memusuhi para pilot Valvrave. Sementara di bulan, setelah ‘bertukar tinju’ dengan L-Elf akhirnya Haruto dan L-Elf menemukan kembali tujuan dan semangat mereka untuk terus berjuang. Mereka pun kemudian bekerja sama membuka kedok Council of 101 yang merupakan kelompok alien yang disebut Magius. L-Elf mendapat bantuan dari A-Drei dan X-Eins yang mengetahui rahasia Magius, juga sekaligus kesempatan bagi A-Drei untuk memulai revolusi seperti yang pernah ia rencanakan bersama L-Elf.
Pertempuran terakhir adalah Haruto yang menggunakan fisik L-Elf untuk melawan Cain yang juga menggunakan robot sejenis Valvrave. Haruto menghabiskan semua ‘rune’ miliknya untuk bisa mengalahkan Cain, dan sebagai akibatnya, dia kehilangan semua ingatannya dan pada akhirnya kehilangan nyawanya, tepat setelah L-Elf mengatakan bahwa dia adalah temannya.
My thoughts?
Yang pertama, Valvrave ini di awal diceritakan sebagai flashback, di mana Rukino Saki sedang bercerita kepada seorang anak laki-laki yang sepertinya di situ ‘derajatnya’ cukup tinggi. Ya semacam pangeran gitu kali ya. Saki menceritakan tentang asal muasal ‘negeri’ mereka kepada si pangeran. Pertanyaannya, who is this kid? Sampe akhir nggak ada ceritanya dia itu siapa. Tebak-tebakan? Warna rambut bisa seperti L-Elf atau A-Drei, dua-duanya selamat sampe ending. Lalu siapa ibunya? Shoko? Saki? Akira? Pilihannya ya paling bapaknya salah satu dari dua itu. Kalo untuk peran ibunya, Saki kayaknya bukan, karena dari cara mereka bicara satu sama lain tidak menunjukkan hubungan itu. Masak L-Elf ama A-Drei?
Kedua, itu si Pino dan Plu. Apa yang terjadi dengan mereka? Atau sebelumnya, mereka itu siapa? Magius juga memang, tapi kenapa yang lain digambarkan sebagai cahaya hijau terbang-terbang yang bisa merasuki manusia, sementara kalo Pino dan Plu punya ‘wujud’ berbeda (kayak manusia atau peri gitu)? Dan kalau memang mereka juga Magius, kenapa si Cain dkk malah seenak-enaknya ikut menggunakan mereka sebagai senjata (setidaknya si Plu)? Kenapa mereka nggak membebaskan Plu dari Rave Engine Valvrave? Dan … Kenapa juga Plu-nya nggak minta dibebasin ke Cain? Lalu setelah pertempuran selesai, Plu bisa pindah ke Pino dan masuk Rave Engine Valvrave Haruto. And then? …
Next, 4 unit Valvrave yang lain. Rune Engine-nya isinya apa/siapa? (Bagian dari) Pino juga? Kalo iya, kenapa memori mereka nggak ada yang kenapa-kenapa ya? Baik-baik aja. Cuma nyedot punya Haruto aja? Tapi mereka juga ikutan immortal tuh. Enak juga ya jadi mereka, nggak kehilangan memori tapi dapet immortality. Yang jelas, Valvrave kayaknya lebih kompatibel ama cewek, soalnya dari 6 orang yang pernah mempiloti Valvrave, yang cowok 3 biji mati semua (4 malahan ama si Cain), cewek yang mati satu, itupun setelah sekian tahun. Cewek yang lainnya, alhamdulillah sehat wal afiat, memorinya juga nggak ilang.
Ke-4, menurut gue, di serial ini terlalu banyak tokoh yang dimunculkan sampe akhirnya banyak yang nggak berkembang dan jadi tokoh ‘bingung’ alias nggak ketauan sebenernya mau diposisikan seperti apa. Haruto mungkin ditujukan untuk jadi tokoh sentral, tapi di sisi lain kita juga diperkenalkan kepada L-Elf. Jadinya malah menurut gue, Harutonya inferior sementara L-Elf-nya overpowered. Bahkan di ceritanya pun para siswa yang lain lebih ‘bersandar’ kepada L-Elf. Sebenernya siapa yang mau dijadiin fokus di sini?
Shoko dan Saki, ngapain juga dibikin ada 2 cewek dalam kehidupan Haruto? Wong Haruto-nya sendiri malah sibuk sama hal lain. ‘Romance’ mereka cuma muncul secuil aja dan itupun (kepingin) dibikin kompleks dengan Haruto yang canggung dan merasa sebagai ‘alien’. Dikasih bonus guilty feeling ke Saki dan guilty feeling karena “membunuh” bapaknya Shoko. Antara Shoko dengan Saki juga nggak terbangun semacam ‘rivalitas’ yang kuat. Dan sampai akhir ya, bablas, nggak pernah disentuh lagi ceritanya. Love triangle nya nggak memberikan kesan apa-apa … yang akhirnya malah menimbulkan pertanyaan, buat apa diadain?
Inuzuka ama Aina, ceweknya. Ini juga cuma korban situasi, tapi jadi “mendadak dangdut penting” karena Inuzuka akhirnya mempiloti salah satu Valvrave. Kasian juga si Aina dibunuh (dalam cerita) hanya untuk ngasih background story alias alasan untuk si Inuzuka sehingga dia memilih jadi pilot Valvrave, dan rela menjadi ‘alien’ seperti Haruto. Tapi juga sepanjang cerita, nggak ada apa-apanya. Ya cuma kayak sambil lalu aja, ooh, iya ini ada satu orang kenalan Haruto yang kehilangan ceweknya, jadi dia juga ikutan nyetir Valvrave. Udah. Titik. Peranannya ya datar aja, nggak ada yang istimewa, kalo soal akhirnya dia mati, buat gue sih itu udah gede kemungkinannya dari awal.
Akira dan Satomi. Hampir sama kayak Inuzuka. Jadi berasanya kayak berpikir bahwa di era modern kayak masanya Valvrave kalo nggak ada yang ngisi posisi hacker kayaknya masih kurang. Jadi ya “diadain”-lah si Akira, dan untuk ngasih background, diadain juga lah Satomi. Kemudian Shoko berhasil ‘menarik’ Akira keluar dari pengasingan, dan ikut bertempur bersama yang lain. Trus ya udah. Selesai juga interaksinya dia dengan Shoko. Nggak ada kayak, misalnya gini, kan Shoko yang, menolong dia tapi pas konflik antara para siswa ketika mengetahui bahwa pilot Valvrave adalah ‘monster’, antara Shoko ama Akira kayaknya ya bablas aja. Nggak ada konflik antar pribadi di antara mereka.
Yamada “The Thunder” … nah yang ini … peranannya adalah, menjadi pilot satu unit Valvrave lagi, supaya model kit Valvrave yang bisa dijual nambah satu lagi… Honestly, gue nggak tau mau masukin si geledek ini ke mana. Sidekick bukan, tokoh utama juga bukan. Comic relief juga bukan wong dia nggak lucu. Yang terpikir ya itu tadi, buat ngegenepin jumlah mainan yang bakal dijual … mungkin. Hihihi …
The Number Boys (Eins, Drei, Vier, Neun) … Neun nyelidikin Cain juga nggak lama, udah keburu tewas. Eins agak aneh, perasaan dia udah mau dimangsa ama Magius, tapi ternyata nggak. Kok nggak ya? Padahal kayaknya udah ‘dipilih’ ama Cain. Kayaknya agak lost di situ ceritanya, then again, mungkin terjadi lost karena lupa soalnya masih harus nyeritain tokoh yang lain-lain. Untuk Vier ya … ini sih Yamada-nya Dorssia, udah gitu doang.
The rest of the crew? Ya … masih banyak, dan gue nggak tau signifikansi peranan mereka sebenernya diharapkan sampai sejauh mana karena kayaknya ya, yang gue liat, kebanyakan ya sama, jadi kayak film kebanyakan figuran.
Terakhir, ini mungkin nggak terlalu signifikan ya, tapi … itu hasil dari last battle-nya kok ya kayaknya ‘flat’ aja. Haruto melawan the-big-bad-boss, kalah skill. Oh wait, Haruto kan bisa merasuki orang yang jago tempur biar bisa manfaatin skillnya untuk melawan Cain. Oh iya, kan ada L-Elf, gimana kalo dirasuki aja, kebetulan L-Elf juga punya ide yang sama. Pokoknya asik dah. Let’s go kita kemon, membasmi si jahat Cain. Oh no, kalo dilanjutin rune-nya Haruto akan habis, dan itu bisa berakibat kematian buat Haruto. Tapinya Haruto harus menyelamatkan seluruh jagat dari si jahat Cain, dan demi mereka yang sudah meninggal dan masih berjuang untuk bertahan hidup. Untuk itu dia rela mengorbankan dirinya. Sementara di salah satu pojokan, Shoko cuma ngeringkuk doang selama hampir 3/4 waktu dari episode ini. Dan … ya udah. Haruto mati gitu aja. Selesai. Wait … what? … Exactly. Rasanya kayak lagi bengong trus kaget karena disambit sandal tepat kena muka.
Dan sebagai penutup … yang lebih nggak jelas lagi … pake ada acara Shoko ketemu sama alien di monumen pahlawan Valvrave dan berdiplomasi. Termasuk PD-nya gede juga ya dia, emang si alien udah pasti tau ya bahasanya Shoko?
Hmm … Itu memang ceritanya banyak gue potong karena mau skip ke ending yang … sorry to say, menurut gue (personal opinion!) endingnya … kurang bagus, kalo nggak mau dibilang, *uhuk … not good. Terlalu terburu-buru dan terlalu banyak yang tersisa dan gak jelas. Jadi berasa kasian ama season 1-nya, udah berusaha membangun plot tapi sayang ‘dieksekusi’ di season 2-nya agak kurang. Mungkin mau keluar OVA atau movie? Tapi yang jelas akan aneh kalau ceritanya setelah ending serial karena tokohnya udah banyak yang tewas. Paling bisanya ngambil masa sebelum ending, atau kalo ada yang mau bkin, bikin versi “reboot” aja. Hehehe. Soalnya ending ini kalo kata Bono U2:
“… leave a bad taste in your mouth …“