Mari coba bahas 3 short anime movies, yang lumayan “menarik” 😉
Katsuhiro Otomo (AKIRA) di tahun 1995 pernah bikin short stories diangkat jadi 3 movie pendek Kanojo no Omoide (Magnetic Rose), Saishuu Heiki (Stink Bomb), dan Taihou no Machi (Cannon Fodder). Dari 3 movie ini yang paling diinget memang yang kedua, dan belakangan jadi inget lagi karena … yah … coba kita liat aja dulu. 🤭
Kanojo no Omoide
Movie pertama berjudul Kanojo no Omoide (disutradarai Morimoto Kouji, salah satu animator AKIRA) bercerita tentang kapal luar angkasa bernama “The Corona” (❗) yang mencoba mencari sumber panggilan darurat dan menemukan sebuah kapal yg dulunya milik seorang diva bernama Eva Friedel (seiyuu: Takashima Gara). Dikatakan bahwa dia menghilang setelah ada kabar kematian tunangannya yang bernama Carlo Rambaldi.
Heintz Beckner (seiyuu: Isobe Tsutomu) dan Miguel Costrela (seiyuu: Yamadera Kouichi), awak kapal Corona yang mencoba mencari sumber panggilan darurat di dalam kapal itu ternyata malah ‘terjebak’ dan mengalami halusinasi yang dipicu oleh AI (artificial intelligence). Mereka merasa seperti melihat dan bertemu dengan Eva yang kemudian berusaha membunuh Heintz dan ingin membuat Miguel tetap tinggal di situ sebagai “Carlo”. “Eva” yang merupakan manifestasi dari memori Eva selama hidup itu memberitahu Heintz bahwa sebenarnya dialah pembunuh Carlo karena Carlo menolak untuk menikah dengannya.
Dalam upaya mereka untuk melarikan diri dari jebakan itu, kapal Corona akhirnya hancur, Miguel “hidup” dalam memori Eva, dan Heintz yang mengapung di luar angkasa dalam keadaan masih hidup.
Sekedar info tambahan, movie pertama ini sepertinya lebih populer karena seringkali yang dibahas malah keterlibatan Kon Satoshi di bagian screenplay dan Kanno Yoko yang menangani musiknya. Kedua nama ini (selain Otomo sendiri) memang sangat terkenal di dunia anime.
Saishuu Heiki
Saishuu Heiki atau Stink Bomb adalah movie kedua yang disutradari Okamura Tensai yang dulu juga mengerjakan proyek Darker Than Black. Dikatakan bahwa cerita Saishuu Heiki ini mengambil ide dari kisah nyata tentang seorang pasien bernama Gloria Ramirez, seorang penderita kanker stadium lanjut yang ketika dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan tetapi pada akhirnya malah mengakibatkan beberapa tenaga kesehatan yang kontak langsung dengannya menjadi sakit, mengalami sesak nafas, bahkan ada yang sampai dirawat di ICU selama 2 minggu. (❗)
Tanaka Nobuo (seiyuu: Hori Hideyuki) adalah seorang analis di laboratorium perusahaan farmasi yang sedang mengalami flu (atau gejala menyerupai flu?) (❗). Dia sudah berobat dan mencoba minum berbagai macam obat flu yang ada, termasuk mendapatkan suntikan tetapi tidak kunjung membaik. Sampai di tempat kerjanya dia menemukan sebotol obat yang masih dalam tahap percobaan. (❗) Mengira obat itu bisa membantunya, dia mencoba minum obat yang misterius tadi. Setelah minum obat, dia merasa badannya lemas sehingga memutuskan untuk istirahat sebentar.
Sementara itu, kepala laboratorium tersebut mencari botol berisi obat eksperimen miliknya yang hilang. Dengan panik orang itu mencoba mencari ke mana-mana dan ketika diberitahu ada kemungkinan Nobuo yang membawanya, diapun segera mencari Nobuo. Di saat yang bersamaan, para pegawai laboratorium itu mulai mencium adanya aroma asing (❗) di seluruh gedung dan tidak diketahui sumbernya.
Nobuo yang sedang istirahat kemudian terbangun dan dia sangat terkejut ketika melihat bahwa semua orang yang ada di laboratorium itu sudah tergeletak mati. Dalam kepanikannya dia berusaha menemui kepala laboratorium yang ditemukannya sudah dalam keadaan tewas di ruangannya dalam posisi ingin mengaktifkan alarm tanda bahaya ancaman biologis. Di ruangan kepala laboratorium ini Nobuo berhasil menghubungi petinggi perusahaan yang mengatakan kepadanya untuk segera mencari dokumen yang berkaitan dengan obat tersebut yang ternyata adalah sebuah senjata biologis eksperimen yang sedang dikembangkan secara rahasia.
Ketika Nobuo berusaha membawa dokumen itu, tanpa disadari dia telah mengakibatkan kematian warga seluruh kota itu dengan ‘bau tubuh’-nya (❗). Pemerintah yang sudah mendapat laporan mengenai kejadian ini kemudian memutuskan untuk mengirim militer ke kota itu dan melakukan lockdown (❗). Nobuo sendiri masih tetap dengan pemikirannya, berusaha untuk menuju ke kantor pusat demi memberikan dokumen rahasia yang dibawanya.
Pihak militer mengalami kesulitan karena ternyata masker yang digunakan oleh para pasukan tidak mampu menangkal gas beracun yang keluar dari tubuh Nobuo. Oleh karena itu pemerintah Jepang kemudian meminta bantuan kepada Amerika Serikat dan pihak militer AS mengirim anggota pasukan khusus mereka yang diperlengkapi baju astronot (❗) milik NASA untuk menangkap Nobuo.
Ketika mereka berhasil menangkap Nobuo, mereka segera membawanya kembali ke markas dan menyerahkan dokumen kepada para petinggi di sana. Tetapi mereka terkejut karena ternyata yang memakai pakaian astronot itu bukanlah prajurit AS, melainkan Nobuo yang kemudian membuka baju astronotnya sehingga keluarlah gas mematikan itu dari dalam baju dan memenuhi ruangan itu…
Taihou no Machi
Dalam dunia Taihou no Machi diceritakan mengenai sebuah kota yang sebagian besar terdiri dari meriam (cannon) dan meriam-meriam ini secara berkala menembak ke luar dinding kota.
Seorang anak dan ayahnya bekerja di kota ini sebagai pengisi peluru meriam. Seumur hidupnya, si anak hidup dalam kota dengan dinding pelindung (❗) dan bangunan-bangunan yang dilengkapi dengan meriam. Dalam pengetahuannya, meriam-meriam itu digunakan untuk melindungi kota dari ‘musuh’ yang selama ini belum pernah dilihatnya.(❗) Dilandasi pemikiran itu, si anak bercita-cita menjadi orang yang mengendalikan salah satu meriam itu dan menembakkannya ke arah musuh.
Cerita movie ketiga ini memang sepertinya sengaja dihentikan sampai situ oleh sutradaranya, yaitu Katsuhiro Otomo sendiri. Tidak diceritakan mengenai siapa sebenarnya ‘musuh’ yang mereka hadapi, atau apakah si anak akhirnya berhasil menjadi yang dia cita-citakan.
Tema yang menarik
Dari ketiga movie tadi, gue merasa melihat sesuatu yang menarik dan sangat berkaitan dengan keadaan di dunia nyata saat ini. Mungkin dianggap terlalu menghubung-hubungkan, ya nggak apa-apa juga, tapi rasanya sayang kalau dilewatkan. 😁
Di movie pertama, jelas yang langsung ‘ketangkep’ adalah nama kapalnya. Yap, The Corona, nama yang sedang populer selama 2-3 tahun terakhir (nggak bagus sih populernya, tapi ya… populer). Kalau kita lihat juga, di sini yang tadinya ‘penolong’ justru akhirnya juga menjadi ‘korban’, bahkan nasib (salah satu dari) mereka pun jadinya nggak jelas, terapung di luar angkasa, dalam keadaan masih hidup, tapi nggak tau untuk berapa lama. Terasa seperti sebuah metafora…
Movie kedua menurut gue paling ‘terasa mendekati’. Dari awalnya ada si Nobuo yang sakit flu, itu first clue. 😁 Diobatin pake obat flu biasa kok nggak sembuh. Coba minum macem-macem obat, nggak sembuh. Berobat dan dapet suntikan, nggak sembuh. *mulai mengarah 😁Setelah dia mencoba macem-macem obat dan minum obat eksperimen, ternyata dia menjadi “patient zero”, di mana bau yang muncul dari badannya menyebar lewat udara dan mengakibatkan kematian orang-orang di sekitarnya (aerosol? *shrug). Sebagai akibatnya, kota tempat dia berada di-lockdown oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran bau mematikan itu. *wow … Bahkan tim yang dikerahkan untuk menangkap Nobuo, harus mengenakan pakaian astronot untuk bisa mendekati dia *hazmat suit anyone? 😁 Dan satu hal lagi yang menarik di sini adalah “bau”, di film sih diceritakan orang seperti mencium bau/aroma yang aneh dulu sebelum mereka tewas. Bayangkan kalo misalnya anosmia…
Movie ketiga menceritakan tentang anak yang tumbuh besar di sebuah kota yang terlindungi tembok, jangan-jangan ini yang dimaksud “anak pandemi”? Dari kecil hidup dalam lingkungan ‘tertutup’ karena resiko terpapar kalo ‘main ke luar’? Dan ceritanya si anak dikasih tau kalo mereka harus melindungi diri dari musuh yang dia belum pernah lihat sebelumnya, entah karena nggak bisa dilihat dengan mata biasa, atau … ?
Note
Tadinya mau masukin link ke retrocrush di sini, tapi sepertinya video Magnetic Rose sudah di-private, dan 2 movie lainnya nggak tersedia. 🙏