Uuh … udah beberapa waktu nggak nulis sesuatu tentang review setengah musim, akhirnya memaksakan diri juga untuk nulis. Apalagi setelah diitung-itung (emang ada banyak?), ternyata yang niat diikutin dalam musim semi kali ini ada … jreeeengg … 1 (satu) judul!
Nggak tau kenapa, tapi agak-agak lost interest aja ama beberapa judul yang tadinya pengen diikutin, dan setelah sekitaran 3 episode di awal, malah jadi males ikutin. Itu, dan beberapa kegiatan real life memang agak banyak belakangan ini.
Nah, sekarang, satu-satunya judul yang diniatin nonton itu adalah … Shokugeki no Soma. Ceritanya sih simpel aja, Yukihira Soma adalah seorang anak yang dibesarkan di sebuah restoran kecil yang didirikan oleh ayahnya. Yukihira sangat ingin menjadi chef handal dan bisa mengalahkan masakan ayahnya yang sangat terkenal di daerah itu.
Suatu hari, ayahnya memutuskan untuk menutup restoran itu karena dia akan pergi ke luar negeri dan bekerja dengan rekannya di sana. Yukihira ingin meneruskan usaha restoran itu, tetapi ayahnya justru mendaftarkan dirinya ke sebuah sekolah elit khusus calon chef yang sangat terkenal di Jepang, Totsuki Academy. Sekolah ini terkenal karena eksklusifitas dan “kejamnya” peraturan di situ. Setiap murid dituntut untuk bisa memenuhi standar chef terbaik, dan yang tidak bisa memenuhi persyaratan tersebut, maka dia akan dikeluarkan.
Selain peraturan itu, sekolah ini juga mempunyai keunikan lain yaitu, setiap murid yang mempunyai masalah dengan rekannya, akan menyelesaikan pertikaian itu dengan menggunakan ajang “duel” memasak yang dikenal sebagai “Shokugeki“. Siapa yang masakannya dinilai sebagai yang terbaik oleh dewan juri, maka dialah yang memenangkan pertikaian itu.
Keunikan lainnya adalah, di sekolah itu ada Tōtsuki Jyūketsu Hyōgikai, atau yang dikenal sebagai Elite Ten yang terdiri dari 10 murid dengan masakan terbaik yang mempunyai ‘kuasa’ untuk ikut menentukan kebijakan di Totsuki. Salah satu dari Elite Ten ini adalah Nakiri Erina, cucu dari pendiri Totsuki, yang saat ini sedang menduduki posisi nomor 10.
Sisanya ya … bagaimana Yukihira bisa bertahan di Totsuki, dan mewujudkan cita-citanya untuk menjadi chef handal. Gitu aja. Hehehe. Anime masak memasak yang agak heboh dan hiperbolis, cuma buat gue sangat menghibur. Mungkin karena hawa-hawanya mirip ama Mr. Ajikko, jadi agak-agak berasa nostalgic. Hebatnya juga, ini yang bikin cerita sampe melibatkan Morisaki Yuki, artis dan chef beneran untuk menjadi narasumber.
Judul-judul lainnya … hmm … lebih ke guilty pleasure kali ya. Soalnya nonton ya nonton, nggak ya nggak. Kayak misalnya Triage X, kalo nggak terlalu ‘mengekspos’ yang gede-gede, mungkin ya bisa lebih menarik buat gue … atau tetep nggak. Hahaha.
Owari no Seraph … euh … kayaknya gue merasa datar. Nggak ada greget nya. Mungkin ada yang terlewat? Nggak tau juga, dan kayaknya agak males untuk nyarinya.
Grisaia no Rakuen, hmm, typical harem anime sebenernya, cuma dibikin agak-agak dark di latar belakang kehidupan si tokoh utama, tapi ya agak-agak ekstrim sih. Yang bisa gue bilang cuma, ya … typical satu cowok dengan banyak cewek, apalagi kalo liat yang ‘ekstra’ (bonus dari DVD/Blu-ray). NOT for children, dan NSFW. Mind you.
Denpa Kyoushi. Mungkin maksudnya kayak GTO tapi dengan background otaku, bukan berandalan. Agak aneh juga sih cara-caranya, termasuk bikin game yang bagus untuk ngebantu anak-anak belajar. Bahkan seorang jenius pun gue rasa nggak bisa juga ngembangin game overnight. Rada maksa kalo menurut gue.
Danmachi (dungeon dst… males nulis). Ini ngegabungin game RPG ama anime kali ya dasarnya? Intinya para dewa turun ke bumi, terus di bumi sendiri ada semacam sistem dungeon, di mana adventurer (manusia) berusaha masuk dan menaklukkan dungeon itu. Para dewa ini tentunya ya seperti dewa-dewa, punya pengikut. Tokoh utamanya adalah pengikut dari Hestia, seorang dewa (dewi) yang … miskin. Yah, biarpun miskin tapi the joke is on Loki. Physically. Ya intinya gimana si pengikut ini naik level lah, apalagi dia naksir sama salah satu knight yang levelnya tinggi.
And you?
Like this:
Like Loading...