Anime

Inu to Hasami wa Tsukaiyou

Anime pertama yang gue tonton di deretan summer 2013, meskipun ada 2 lagi yang udah gue unduh. (not exactly juga sih sebenernya. Sebelum ini udah sempet liat GITS: ARISE).

inu-10

Cerita anime ini adalah tentang buku … eh bukan, ternyata ini adalah cerita tentang seorang pemuda bernama Harumi Kazuhito (seiyuu: Sakurai Takahito) yang sangat terobsesi terhadap buku. Sampai dia rela hidup terpisah dari keluarganya hanya demi buku karena di tempat tinggalnya yang baru, dia akan kesulitan mendapatkan edisi terbaru dari sebuah buku. Apalagi di antara buku-buku itu dia sangat ngefans terhadap karya-karya seorang penulis bernama Akiyama Shinobu. Hampir semua karya Akiyama sudah dibacanya, dan dia masih penasaran menunggu sebuah buku karya Akiyama yang berjudul “Lust” dipublikasikan.

inu-7

Suatu hari ketika Kazuhito sedang berada di sebuah cafe, terjadi perampokan. Di dalam cafe itu duduk seorang wanita yang sedang sibuk menulis sesuatu dan ketika si perampok akan melukainya, Kazuhito berusaha menolong tetapi malah berakhir dengan kematian Kazuhito akibat tembakan si perampok. Kazuhito yang berada dalam kondisi antara hidup dan mati merasa masih belum siap untuk mati karena dia masih ingin membaca buku, terutama membaca “Lust” karangan Akiyama. Begitu kuatnya keinginan itu, dia pun akhirnya ‘hidup kembali’.

inu-6

Tetapi alangkah terkejutnya Kazuhito ketika dia mengetahui bahwa dirinya ‘hidup’ lagi bukan sebagai manusia, melainkan sebagai seorang seekor anjing. Ternyata pada saat yang kurang lebih bersamaan dengan kejadian perampokan itu, di suatu tempat, seorang pemilik pet shop, dengan rambut gaya afro, menemukan seekor anjing dachshund yang ditinggalkan di sebuah kardus dalam kondisi yang menyedihkan. Si Afro kemudian memungut anjing itu dan merawatnya. Dan secara ajaib ya … si Kazuhito lah yang akhirnya menjadi si anjing itu.

inu-5

Meskipun si Afro cukup baik dan merawat Kazuhito (dan menurut Kazuhito si Afro ini juga punya selera buku yang bagus) tapi Kazuhito mengalami stress karena dia tidak bisa lagi membaca buku, kegiatan yang sangat digemarinya. Sampai suatu ketika datang Natsuno Kirihime (seiyuu: Inoue Marina), cewek eksentrik yang langsung menghampiri Kazuhito dan menanyakan harga anjing itu kepada si Afro. Awalnya si Afro mengatakan bahwa Kazuhito tidak dijual tapi dengan ajaibnya si cewek mengeluarkan Crime Edge, sebuah gunting yang mampu memotong segala sesua … eh … bukan. Tapi ini gunting sakti juga, bisa memotong apa saja termasuk jeruji kandang Kazuhito, sehingga akhirnya Kazuhito pun dibawanya pulang.

inu-4

Di rumah, barulah Natsuno menjelaskan bahwa dia “terpanggil” ke pet shop itu karena dia bisa mendengar pikiran Kazuhito. Dia ‘dihantui’ suara-suara yang ada dalam pikiran Kazuhito sehingga dia kemudian mencari sumber suara itu dan akhirnya mereka bertemu. Kazuhito juga baru menyadari bahwa Natsuno adalah perempuan yang berusaha dia lindungi dari si perampok yang kemudian mengakibatkan kematian dirinya.

inu-3

Natsuno akhirnya memutuskan untuk tetap memelihara Kazuhito, dan Kazuhito sendiri pun merasa bahagia karena rumah tempat tinggal Natsuno adalah sebuah apartment dengan ruangan perpustakaan yang luas dan penuh dengan buku (tentunya buat Kazuhito ini adalah sebuah ‘surga’). Dan betapa terkejutnya Kazuhito ketika mengetahui bahwa Akiyama Shinobu ternyata adalah nama samaran dari Natsuno. Sejak itu dimulailah kehidupan Kazuhito di rumah Natsuno alias Akiyama Shinobu, dan hari-hari yang penuh dengan ‘penyiksaan’ bagi Kazuhito yang dilakukan oleh Natsuno dengan Crim … gunting kesayangannya.

inu-9

 

My thoughts?

5/10. Tengah-tengah aja. Dan tolong diingat, ini pendapat pribadi.

Not exactly tipe anime yang ‘stand out’ buat gue. Lucu sih, premise-nya aneh, meskipun gak seperti Maou-sama yang dari episode 1 langsung membuat gue tertarik untuk melanjutkan. Rasanya sih nggak akan rutin lanjutin, maybe yang satu ini bakalan jatuh ke kategori ‘guilty pleasure’, soalnya masih ada satu hal dari episode awal ini yang membuat gue cukup tertarik. Natsuno sepertinya masih punya satu sisi kepribadian lain yang agak ‘dark’, selain dari hobi mainan gunting. Which is gue agak heran juga, why in the world seorang penulis kaya raya hobinya mainan gunting? Kalau mainan pena atau pensil atau rautan pensil misalnya, kayaknya masih nyambung ama profesinya. Tapi mungkin itu yang nantinya akan menjadi misteri dalam perkembangan ceritanya. Who knows?

Oh, dan ada sedikit Trivia-nya, meskipun gue nggak tau kenapa pake ‘homage’ itu, mungkin penulisnya memang seorang penggemar.

Standard