I lost hope…..and this is why….
(This review contains heavy spoilers)
Mahou Shojo Lyrical Nanoha Detonation (Magical Girl Lyrical Nanoha Detonation) adalah kelanjutan dari Reflection yang rilis pada 2017 silam. Detonation rilis di bioskop-bioskop Jepang pada 19 Oktober 2018. Secara cerita, Detonation adalah direct sequel dari Reflection, dimana Nanoha dan para agen TSAB (Time and Space Administration Bureau) berusaha mencegah Iris untuk membangkitkan Yuri Eberwein, penjaga asli dari Yami no Madosho (Tome of the Night Sky) untuk membalaskan dendam nya 40 tahun yang lalu.
Ok, lets do the Pro(s) first

In some aspect, tidak banyak cerita didalam movie Detonation ini, karena pada dasarnya film ini berlangsung in a couple of fight, cerita terungkap dalam flashback dan banyak sekali eksposisi, to be fair dari rentang Reflection ke Detonation tidak lebih dari 3 hari memang, and its good. Karena Detonation mampu fokus ke bagian yang menjadi forte nya, yaitu action scenes.
Dari banyak karakter asli Nanoha universe, tentu tidak banyak yang bisa mereka perbuat didalam film berdurasi 111 menit ini, tentu para AceS (Nanoha, Fate, Hayate) yang mendapat peran lebih, sayangnya Fate harus bersaing ketat dengan Florian bersaudari dan ketiga Kings DAN Yuri untuk screen time. Lindy yang mendapatkan screen time banyak di Reflection, tidak sebegitu beruntung di Detonation, begitu juga dengan Chrono dll, Yuuno dan Arf muncul sekilas saja. Walaupun Detonation perlu diberikan applause karena memperlihatkan lagi TSAB Strike Team DOING something worthwhile dan bahkan memperlihatkan sistem taktis dalam chain of command mereka.
The music and animation are still top notch. Detonation benar-benar memanfaatkan all-star voice actors mereka, mulai dari Nana Mizuki, Kana Ueda hingga Yukari Tamura menyumbangkan lagi suara emas mereka untuk film ini. Animasi benar-benar mantap, seperti sebelumnya, digital animation nya betul-betul fluid dan berasa seperti handdrawn. Warna-warna terlihat sharp and crisp, sayang untuk beberapa segmen (terutama di Eritrea) terasa dull dan membosankan.

Now… for the con(s)…..
Entah ini memang sudah menjadi staple di Nanoha franchise ataukah Masaki Tsuzuki sudah kehilangan sentuhan, namun Detonation, TERNYATA, lagi-lagi menggunakan tropes yang sama untuk plot device, plot yang diulang-ulang dari mulai Nanoha in 2004, here’s a hint, seorang penjahat with vague motive”memanipulasi” 2nd “criminal” dan protagonis bertarung dengannya lalu bersama-sama menyerang si penjahat asli. Tapi saya harus memberikan Detonation a credit, karena menambah 2 layer lagi “penjahat” hahaha, the 3 Kings and Yuri.
This is a missed opportunity. Kemunculan Florian sisters di Reflection memberikan harapan untuk cerita yang berbeda, namun di ending, dengan kemunculan Yuri, saya langsung merasa…oh shit, here we go again….dan dengan the usual “heart to heart” cliche moments, lengkap sudah…..
Aneh nya, serial Nanoha yang saya benci, yaitu ViviD, sejatinya malah menawarkan sesuatu yang baru…. ironis memang….
Yes, my biggest complaint of this movie is still…. story

That’s it, dengan berakhirnya ViviD Strike dan Detonation, saya merasa mungkin inilah akhir dari Nanoha franchise.
Oh, one thing, i must applauded Seven Arcs who dared to include this scene
